RSS

Arsip Kategori: Travelling

Raisa di Ancol : lagu latar Raisa feat Alan Walker : Faded ^_^

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Juli 26, 2016 inci Travelling

 

Wisata Bali

gwk

 Day 1

Hari masih subuh ketika bis yang membawa gue dan rombongan (dari tempat kerja) berangkat menuju bandara Soekarno Hatta. Peserta tour diwajibkan nyampe ke tempat keberangkatan  (yaitu daerah Kemanggisan, Slipi, Jakarta Barat, Indonesia) sebelum waktu sholat subuh. Dan kita sepakat sholat subuh di masjid At Taqwa yang terletak berseberangan dengan tempat kerja.

Hal yang cukup jarang bagi gue melewati jalanan di Jakarta dalam keadaan lengang seperti itu. Ya iyalah, ngapain juga subuh-subuh berkeliaran di jalanan ibukota kalo ngggak ada keperluan apa-apa heuheu. Untung saat itu udara lagi lumayan cerah, ga turun ujan deres jadi cuacanya ga terlalu dingin. Sempet gerimis sebentar sih, tapi udah gitu gerimisnya berhenti. (Backsong Hujan Gerimis by Benyamin S & Ida Royani). Eh ujan gerimis aje.. ikan teri diasinin..eh jangan menangis aje..yang pergi jangan dipikirin..

Acara jalan-jalan kali ini merupakan acara family gathering yang biasa dilakukan ditempat kerja gue. Tadinya ada dua pilihan; pergi ke Padang, sumatera barat atau Bali. Dan mayoritas suara memilih Bali.

Bali menjadi destinasi wisata Indonesia dan dunia sudah sejak lama. Dan gue rasa salah satu sebabnya pasti karena pantai-pantai di bali Indah bingit! Pantai-pantai lainnya lewaaaat… (backsong; welcome to my paradise from steven & the coconut treez wakakak)…welcome to my paradise .. where this sky so blue..where the sunshine so bright..welcome to my paradise..where  you can be free.. where the party never ending…

tapi sayangnya, cuma pantai Kuta, Uluwatu, Tanah Lot, Jimbaran dan pantai Pandawa yang berhasil gue (kita) kunjungi di sanah karena jadwal acara yang begitu padet (kalah padet deh acara ahok dalam rangka menghadapi pilkada tahun depan, hihi).

awan3--Ketika pesawat mengudara, gue akhirnya bernafas lega. But You know? I hate fly. I Always hate flying. Fly isn’t cool at all for me. Gue lebih suka naik kereta api aja daripada naik pesawat terbang.

Jadi sepanjang perjalanan sampe nyampe ke bandara I Gusti Ngurah Rai, gue baca ayat kursi. Yaah,, harap maklumlah, namanya juga phobia, LOL. (No backsong this time.. gimana mau nyanyi kalo lagi takut terbang?)

Tapi di sela-sela ketakutan gue itu, gue sempet juga sih foto-foto pemandangan di luar pesawat. Untungnya gue dapet kursi deket jendela. Yippie. awan1__

Akhirnya pesawat landing di bandara I Gusti Ngurah Rai Bali (perjalanan kurang lebih 2 jam-an, masa kata temen gue deketan ke denpasar daripada ke bekasi, secara kalo ke bekasi bisa 2 jam lebih karena macet, wakakak).

Nyampe Bandara rombongan dibagi dua bagian yang masing-masing menempati satu bis kecil yang udah disiapkan oleh Mas dan Mbak dari pihak tour & travel yang kita pilih yaitu Panorama Tours.

awan2__

Sebelumnya kita juga sempet dikalungin rangkaian bunga kamboja oleh Gus dan Gek yang nyambut rombongan kita.

O ya ada 4 panggilan untuk orang bali yang sebaiknya kita tau kalau kita mau liburan ke Bali :

1.Bli. Bli artinya kakak (laki-laki). Panggilan ini biasanya diberikan untuk teman laki-laki yang sudah dikenal. Kamu bisa manggil Bli dengan orang yang lebih tua tapi tidak terlalu tua (dihormati) atau tidak terlalu muda bagi kamu. Tapi Bli sebaiknya juga tidak digunakan untuk orang yang tidak dikenal karena beberapa orang belum tentu suka dipanggil Bli, jadi lebih baik kenalan dulu.

2.Mbok. Berbeda di Jawa, Mbok di Bali artinya kakak (perempuan).

3. Gus. Panggilan Gus asalnya dari kata Bagus yang berarti tampan/ganteng/baik untuk laki-laki. Panggilan ini bisa digunakan untuk orang yang tidak kamu kenal tapi umurnya sebaya atau lebih muda dari kamu.

4.Gek. Panggilan Gek berasal dari kata “Jegeg” yang artinya cantik. Panggilan ini ditujukan untuk perempuan yang tidak kita kenal.

Tujuan pertama ketika kita keluar dari bandara I Gusti Ngurah Rai adalah tempat belanja oleh-oleh Krisna. Yup! Shopping first ladies and gentlemen..

Tapi sementara kita jalan-jalan, koper kita langsung dibawa ke Best Western Kuta Beach Hotel (tempat kita menginap selama di bali) oleh beberapa mas dari Panorama dengan menggunakan kendaraan Box tertutup. Kita bakal ketemu koper koper kita di lobby hotel malam nanti setelah selesai jalan-jalan.

Toko Krisna oleh-oleh khas Bali mempunyai 4 cabang. Cabang ke empat (yang kita kunjungi) ada di Jl. Taya Tuban, Kuta, Bali.

Toko Krisna berdiri pertama kalinya pada 16 Mei 2007 dengan pendirinya Bapak Gusti Ngurah Anom yang sekaligus owner dari COK Konfeksi, salah satu pusat baju/kaos Bali.

Toko ini buka selama 24 jam, jadi kapanpun kamu mau belanja di sini ga ada batasan waktu.

Dan hanya berjarak 5 menit dari Bandara.

Di sini terdapat berbagai camilan seperti pie susu, macam-macam keripik, ceker garing dan bermacam kue kering. Juga ada buah salak dan dodol kering. Tidak hanya itu, ada juga berbagai kopi khas Bali seperti Kopi Kintamani, Kopi Mangsi dan Kopi Bali Spirit. Kopi yang ditawarkan pun ada 2 macam, yaitu bubuk dan biji kopi. Harga untuk sekantung kecil kopi antara 10500 sd 100000 IDR.

Setelah puas belanja makanan, kamu bisa belanja pakaian. Di bagian belakang toko merupakan area besar yang khusus untuk pakaian. Dari pakaian anak-anak sampai dewasa. Dari pakaian santai sampai pakaian resmi. Kaos bali yang khas itu (yang tipis dan adem itu) ada juga di marii loh. Harga yang ditawarkan pun masih masuk akal. Sebuah daster anak dihargai (paling murah) 15000 IDR dan sebuah baju Bali dewasa dihargai (paling murah) 25000 IDR.

Selain baju dan makanan masih ada kain khas bali, selimut, bedcover, tas perca kain, tas anyaman, pernak pernik dan aksesoris, bahkan lukisan juga ada!

dipilih kaosnya dipilih!

dipilih kaosnya dipilih!

 

Dari Krisna kita lanjut ke Garuda Wisnu Kencana Culture Park atau taman budaya Garuda Wisnu Kencana. Taman ini terletak di sebelah selatan pulau Bali. Tepatnya di jalan raya Uluwatu, desa Ungasan, Kuta Selatan, kabupaten Badung. Luas dari taman GWK adalah 240 hektar. GWK bisa dicapai dari bandara I Gusti Ngurah Rai kurang lebih 20 menit atau lebih (tergantung kemacetan jalan, mungkin bisa lebih cepet kalo ke sininya naik helikopter.. wiidiih keren.. *ngayal-suka-suka-gue* heuheu)

Daya tarik utama wisatawan berlibur ke GWK culture park adalah untuk melihat patung Garuda Wisnu. Dibangun dan di ukir oleh pengukir dan pematung terkenal bernama, I Nyoman Nuarta patung tersebut tampak tinggi menjulang.155_

Pembangunan tempat wisata di GWK, di prakarsai oleh Yayasan Garuda Wisnu Kencana pada tahun 1992. Pembangunan ini dilakukan dengan tujuan menjadi tempat wisata budaya yang terkenal ke mancanegara.

Yayasan GWK (setelah menyelesaikan konsep dari proyek yang akan dilakukan) memerlukan waktu kurang lebih dua tahun untuk mendapatkan lokasi yang sempurna. Sebelum adanya pembangunan GKW, lokasi yang berada di bukit Ungasan ini dulunya merupakan tempat penambangan batu kapur.

Yayasan GWK menunjuk I Nyoman Nuarta sebagai pematung utama karena I Nyoman Nuarta merupakan salah satu pematung modern terbaik Indonesia.

Dengan berjalannya waktu, tempat wisata di Bali GWK berkembang menjadi sebuah tempat pameran budaya, acara dan atraksi hiburan, serta menjadi forum informasi dan komunikasi untuk budaya lokal, budaya nasional, budaya regional bahkan budaya internasional.

Tiket masuk ke GWK adalah (harga sewaktu-waktu bisa berubah) 60000 IDR untuk dewasa dan 50000 IDR untuk anak-anak.

Tempat berikutnya yang gue dan teman-teman kunjungi adalah Pantai Pandawa. Cucok banget deh kalo abis panas-panasan di GWK terus maen air di pantai.

Pantai Pandawa terletak di balik perbukitan  dan biasa disebut sebagai pantai rahasia (secret beach). Letak pantai Pandawa adalah di Kuta Selatan, kabupaten Badung, Bali. Di sekitar pantai terdapat dua tebing yang sangat besar yang pada salah satu sisinya dipahat lima patung Pandawa dan Kunti. Keenam patung tersebut secara berurutan (dari posisi tertinggi) diberi nama Dewi Kunti, dharma Wangsa, Bima, Arjuna, Nakula dan Sahadewa.

Selain untuk tujuan wisata dan olahraga air, pantai ini juga dimanfaatkan untuk budidaya rumput laut karena kontur pantai yang landai dan ombak yang tidak sampai ke garis pantai. Dan cukup banyak juga wisatawan domestik dan mancanegara yang melakukan paralayang dari bukit Timbis hingga ke pantai Pandawa.

Hari sudah menunjukkan pukul 3 sore ketika kita sampai di pantai Pandawa. Cuaca saat itu sedang cerah-cerahnya. Matahari bersinar terik sekali sehingga lumayan terasa panas menyengat menerpa kulit. Tapi tentu saja udara panas ini yang dicari bule-bule yang berseliweran di pinggir pantai secara cuaca sepanas ini mungkin tidak mereka dapatkan di negara mereka.

Pandawa Beach

Pandawa Beach

Di sepanjang pinggir pantai, terdapat kios-kios kecil untuk jualan makanan dan minuman. Dan pastinya gue menyempatkan diri untuk minum es kelapa muda yang dicampur sirup dan es batu.. slurrrphh .. segar.

Harga kelapa muda (satuan) yang gue minum ternyata sama saja seperti di pantai/tempat lainnya di pulau Jawa yaitu sekitar 10000 IDR. Makanan atau camilan lainnya juga banyak terdapat di sini, jadi jangan takut kelaparan karena nggak menemukan makanan hehe. O, ya, bagi kamu yang badannya rada-rada pegel gimana gitu, ada jasa pemijitan di pinggir pantai loh. Wow.

pantai pandawa copy

at Pandawa Beach

 

Dari pantai Pandawa, tour di lanjutkan ke Uluwatu temple atau pura luhur Uluwatu. Pura Uluwatu adalah salah satu Pura Sad Kahyangan Jagat yang dipercaya oleh umat Hindu sebagai penyangga dari 9 mata angin. Juga dipercaya sebagai Pura penyengker. Pura Sad Kahyangan atau Sad Kahyangan Jagad adalah enam pura utama yang menurut kepercayaan masyarakat Bali merupakan sendi-sendi pulau Bali.

Pura Uluwatu pada mulanya digunakan menjadi tempat memuja seorang pendeta suci dari abad ke-11 bernama Empu Kuturan. Ia menurunkan ajaran Desa Adat dengan segala aturannya. Pura ini juga dipakai untuk memuja pendeta suci berikutnya, yaitu Dang Hyang Nirartha yang datang ke Bali pada akhir tahun 1550 dan mengakhiri perjalanan sucinya dengan apa yang dinamakan Moksah atau Ngeluhur di tempat ini. Kata inilah yang menjadi asal nama Pura Luhur Uluwatu.

Uluwatu Temple

Uluwatu Temple

Pura Uluwatu terletak di desa Pecatu Kecamatan Kuta Selatan, kabupaten Badung. Yang paling unik dari keberadaan Pura ini adalah letaknya di pinggiran tebing dengan ketinggian 97 meter dari permukaan laut. Di depan pura terdapat hutan kecil yang disebut alas kekeran, berfungsi sebagai penyangga kesucian pura.

Nah, di hutan kecil itulah dan di beberapa tempat di pekarangan Uluwatu temple biasanya monyet-monyet berkeliaran. Kata Bli Gede, tour guide yang nemenin kita jalan-jalan, monyet-monyet itu jail, jadi  kalo kamu memakai perhiasan yang melekat di tubuh kayak anting-anting, jam tangan, kacamata, dll, sebaiknya dilepas saja, karena monkey-monkey itu (dari yang udah-udah) hobi bingit menjambret perhiasan yang kita kenakan.

Harga tiket ke Uluwatu temple 20000 IDR sementara untuk parkir kendaraan 5000 IDR untuk mobil sementara untuk bis 10000 IDR. By the way kita ke Uluwatu selain untuk lihat pemandangan yang indah, juga mau lihat sunset sambil nonton tari Kecak. Tari Kecak di Uluwatu termasuk obyek wisata yang tak boleh terlewatkan. Kita harus mengenakan sarung terlebih dahulu sebelum masuk, sebagai tanda menghargai budaya lokal.

Nonton tari kecak ternyata harus bayar. Berbeda dengan ongkos masuk ke kuil, untuk nonton tari kecak, para wisatawan diharuskan membayar tiket 100000 IDR per orang.

tari kecak

Panggung untuk menari kecak ini sangat keren karena dilatarbelakangi laut Uluwatu yang biru mempesona. Tiupan air laut yang sepoi-sepoi membuat mata jadi ngantuk.. rasanya pengen bobo aja di pinggir laut hihihi.

nonton tari kecak

Para turis yang mayoritas dari mancanegara mulai berdatangan. Seperti sebuah upacara keagamaan, para penari diberikan air suci terlebih dahulu sebelum memulai tarian.

Tari Kecak biasanya disebut sebagai tari “Cak” atau tari api (Fire Dance) merupakan tari pertunjukan masal atau hiburan dan cendrung sebagai sendratari yaitu seni drama dan tari karena seluruhnya menggambarkan seni peran dari “Lakon Pewayangan” seperti Rama Sita dan tidak secara khusus digunakan dalam ritual agama hindu seperti pemujaan dan upacara lainnya.

uluwatu__

nonton tari kecak yuk!

Bentuk – bentuk “Sakral” dalam tari kecak ini biasanya ditunjukan dalam hal kerauhan atau masolah yaitu kekebalan secara gaib sehingga tidak terbakar oleh api. Tidak seperti tari bali lainnya yang menggunakan gamelan sebagai musik pengiring dalam pementasan tari kecak ini hanya  memadukan seni dari suara – suara mulut atau teriakan – teriakan seperti “cak cak ke cak cak ke” sehingga tari ini disebut tari kecak.

Suara nyanyian 100 penari dimulai dengan duduk melingkar. Mereka menyanyi dengan koor terstruktur seperti permainan gamelan, dengan nada dan ritme yang bervariasi. Lagu ini mengiringi sebuah cerita yang dipentaskan dengan tarian yang menceritakan epos Ramayana. Bagian yang menjadi cerita pada pementasan ini adalah ketika Rama dan Sita berburu rusa, lalu Sita diculik Rahwana dan terakhir adalah kisah Hanuman yang mengalahkan Rahwana. Menyaksikan tarian kecak dan tarian alam di tebing Uluwatu merupakan pengalaman yang mampu memberikan daya magis tersendiri. Euforia mistis dipadu dengan koreografi tarian yang memasukkan unsur komedi akan membuat kamu terkesan. Belum lagi sunsetnya yang indah. Duh.

Sunset di Uluwatu

Sunset di Uluwatu

Sunset di Uluwatu

Sunset di Uluwatu

 

Rasanya cukup lelah ketika aksi tari kecak itu selesai juga (jadi yang lelah bukan para penari saja, gue yang nonton juga lelah hihihi).

O ya ada kejadian lucu tentang monyet-monyet jail itu yaitu ada beberapa turis (kayaknya turis mancanegara, kurang jelas juga abis suasananya gelap) yang barangnya dicuri salah satu monyet pas lagi asik nonton sehingga terjadi sedikit keributan. Dasar monyet. Walhasil temen gue ngibrit ketakutan dan dia memilih nunggu di bis dan tidak melanjutkan nonton tari. Gue nyusul kurang lebih setengah jam kemudian, sementara pertunjukkan masih berakhir sekitar setengah jam-an lagih. Abis udah gelap banget. Sementara lampu sama sekali nggak dinyalakan di area itu (atau emang nggak ada lampu?).

Dan sama seperti beberapa temen gue, akhirnya kita nunggu yang lain selesai nonton sambil ngerumpi. Waktu sudah menunjukkan jam tujuh malam lebih (lupa tepatnya hehe) ketika akhirnya semua peserta rombongan ngumpul dan bis keluar dari Area Uluwatu Temple. Bye bye monyet. Lain kali jangan jail lagi yah.

Sebelum kita check in di Best Western Kuta Beach Hotel (hotel ini letaknya 100 meteran dari pantai kuta), masih ada satu tempat lagi yang kita kunjungi yaitu dinner di jimbaran! Yippie. Makan seafood kita broh..  yummie!

Jimbaran merupakan salah satu tempat favorit untuk makan sea food di bali. Lokasinya yang dekat dengan Kuta dan Nusa Dua membuat jimbaran menjadi salah satu tempat wisata kuliner khas bali yang cukup populer. Di sekitar Jimbaran, terdapat beberapa desa nelayan sehingga restoran-restoran sea food di Jimbaran bisa mendapat pasokan ikan segar dari nelayan.

jimbaran__

dinner nyok!

Saat dinner, suasana kerennya terasa. Sambil makan kita mendengar deburan ombak memecah batu karang, diiringi suguhan tarian tradisional bali yang terkenal. What a night!

penari

dua penari tradisional bali yang cantik di jimbaran beach

Yang mau candle light dinner, ga ada salahnya mampir di marii… asik bingit soalnya! gue rekomendasikan banget.

Sehabis makan, akhirnya kita berangkat menuju hotel. Semua orang kayaknya udah kecapekan dan ngantuk bingit pengen tidur. Yeah, dalam satu hari beberapa tempat berhasil kita kunjungi itu sesuatu.

Setelah nyampe kamar, gue akhirnya puas-puasin mandi (abis seger sih!) sebelum akhirnya ngegubrak tidur. Night Bali. Night World. Sleep Well.

Day 2

Di hari kedua semua orang sepertinya semangat lagi untuk wisata ke tempat tempat keren lainnya. Semuanya sepertinya punya semangat dan tenaga baru. Yah gimana ga semangat kalo udah dicharger breakfast yang yummie. Hehe.

Di hari kedua ini ada 3 tempat yang akan kita kunjungi yaitu Pabrik kata-kata Joger yang merupakan tempat belanja oleh-oleh, lalu ke tempat wisata Bedugul dan terakhir dilanjutkan pergi ke Tanah Lot.

Sebelum memulai acara gue sempet foto-foto suasana di luar hotel yang sunyi senyap (iyalah secara masih subuh). Ketika membuka jendela kamar angin dingin langsung menerpa, seger bingit. Sambil menyeruput kupi item panas gue menikmati pemandangan di luar kamar. Gue dan temen gue dapet kamar di lantai 5.

view from best western kuta beach hotel at 5 am

view from best western kuta beach hotel at 5 am

Ketika bis mulai berangkat meninggalkan hotel, Bli Gede, tour guide kita – sesuai tugasnya – mulai bercerita tentang kehidupan masyarakat bali.

Di sepanjang jalan yang dilalui, gue menemui banyak rumah masyarakat Bali yang di depannya terdapat pura atau tempat sembahyang. Menurut Bli Gede, setiap masyarakat yang beragama Hindu di bali pasti memiliki pura untuk tempat sembahyang mereka, sekecil apapun pura itu. Pura yang ada di rumah masing-masing keluarga ini disebut dengan nama sanggah/merajan.

Sanggah/Merajan ini merupakan tempat suci untuk memuliakan dan memuja arwah para leluhur terutama ibu atau bapak yang sudah tiada dan berada di alam baka (sunia loka). Pembuatan sanggah/merajan tidak sekedar hanya hiasan belaka, namun didasari atas landasan yang menaunginya seperti dalam Bhagawad Gita.

Pada mulanya bahan untuk membuat sanggah adalah dari pepohonan terutama pohon dapdap yang dipercayai sebagai taru sakti (tanaman yang mudah tumbuh dan secara filosofis memiliki makna tumbuhan pemarisudha atau pembasmi segala kekotoran). Sanggah yang terbuat dari pohon dapdap sering disebut sanggah turus lumbung, namun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi maka didirikanlah sanggah permanen.

Mengenai batasan waktu penggunaan turus lumbung tidak ada ketentuannya sebab sesuai dengan ajaran agama hindu yang luwes, pengalamannya selalu dikembalikan kepada umat yang bersangkutan, terutama masalah kemampuan umat untuk membuat sanggah yang permanen atau tidak.

Sepanjang jalan menuju Joger ternyata banyak sawah, hutan dan ladang sayuran yang ditemui. Joger adalah sebuah tempat belanja oleh-oleh yang menjual antara lain kaos, tas, sandal dan pernak-pernik atau aksesoris lainnya. Joger di kenal juga sebagai pabrik kata-kata, karena design kaos di sini mostly menampilkan kalimat-kalimat motivasi atau kalimat lucu yang banyak mengandung filsafat hidup.

Kata Joger merupakan perpaduan nama depan dari Joseph theodorus Wulianadi (yang merupakan owner dari Joger) dengan nama teman sekolahnya di Jerman, Gerhard. Harga kaos (uk. dewasa maupun anak-anak) beragam, tapi paling murah rata-rata adalah 60000 IDR.

Joger berada di dua lokasi. Lokasi pertama adalah di jl raya Kuta, hanya memerlukan waktu 10 menit dari bandara untuk mencapainya. Sedangkan yang kedua (yang gue dan teman-teman kunjungi) adalah joger yang berada di desa Luwus, Bedugul, Bali, tepatnya di jalan Mekarsari – Luwus KM 37.5, Tabanan. Kenapa tempat kedua yang dipilih karena jalurnya searah menuju tempat wisata Bedugul.

Joger Baturiti Tabanan

Joger Baturiti Tabanan

Daan.. karena gue sayang keponakan,, maka beberapa baju lucu dan unyu yang berwarna pink gue beli untuk keponakan-keponakan perempuan tercintah.

bedugul1

at tempat wisata Ulun Danu Beratan Bedugul

Destinasi berikutnya adalah tempat wisata Bedugul. Jalanan dari Joger menuju tempat wisata ini mengingatkan gue pada suasana puncak di Cipanas. Jalannya berkelok-kelok menanjak menaiki bukit sementara di sisi kiri dan kanan jalan banyak sayuran yang ditanam seperti kol, tomat, bit, wortel serta hamparan sawah yang terlihat siap panen di beberapa tempat.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh akhirnya kita tiba juga di tempat wisata yang dituju yaitu tempat wisata Ulun Danu Beratan, dimana di tempat wisata ini selain terdapat taman dengan bunga-bunganya yang indah dan beraneka warna, lalu danau yang cukup luas, terdapat juga sebuah pura yang dikenal dengan nama Pura Ulun Danu Beratan.

Sejarah pura Ulun Danu Beratan ini dapat diketahui berdasarkan data arkeologi dan data sejarah yang terdapat pada lontar babad Mengwi. Berdasarkan data arkeologi yang terdapat dan berlokasi pada halaman depan pura Ulun Danu ini adalah terdapat peninggalan benda-benda bersejarah seperti sebuah Sarkofagus batu dan papan batu yang diperkirakan telah ada sejak zaman megalitikum, sekitar 500 tahun sebelum Masehi. Kedua artefak tersebut sampai sekarang diletakkan di halaman teras (babaturan) pura Ulun Danu. Dapat diperkirakan lokasi di Pura Ulun Danu Beratan ini telah digunakan sebagai tempat untuk mengadakan ritual sejak jaman tradisi megalitikum.

O ya bagi kamu yang belum tau, Pura Ulun Danu beratan ini dijadikan gambar di uang pecahan 50000 IDR loh.

limapuluhribu_

Ketika gue turun dari bis, hawa sejuk langsung menerpa. Cuaca di Bedugul memang terkenal sejuk karena suhunya berkisar antara 18 hingga 22 derajat celsius. Itu sebabnya kabut sering turun di daerah ini. Lokasi dari tempat wisata ini berada di ketinggian 1.239 dpl (di atas permukaan laut). Untuk menuju objek wisata ini diperlukan waktu kurang lebih 2 jam dari Kuta atau terletak sekitar 55 Km dari Denpasar, dan 70 Km dari Kuta.

bedugul3

Jam bukanya adalah dari jam 08.00 sampai 18.00 WTA. Tapi kalau kabut sedang turun, objek wisata ditutup lebih cepat. Untuk harga tiket masuk, dewasa 10000 IDR per orang dan anak-anak 7500 IDR per anak. Tiket untuk turis mancanegara di bedakan loh. Ugh. Untuk dewasa 30000 IDR dan untuk anak-anak 15000 IDR.

O, iya tidak jauh dari pelataran parkir ada beberapa kios yang berjejer rapi menjajakan dagangannya. Banyak yang dijual di sana dari mulai baju, kaos, mukena, tas dan pernak- pernik lainnya. Dan cukup murah loh! Untuk sebuah mukena bali (bahannya adem!) harganya cuma 60000 IDR sajah. Gue langsung beli mukena tersebut untuk mommy dan my lovely sister ^_^ sebagai oleh-oleh.

di sela kunjungan ke objek wisata Ulun Danu Beratan sempat 'mengintip' upacara keagamaan masyarakat bali yang dilakukan di salah satu pura di area terebut

di sela kunjungan ke objek wisata Ulun Danu Beratan sempat ‘mengintip’ upacara keagamaan masyarakat setempat yang dilakukan di salah satu pura di area tersebut

Capek berkeliling, kita akhirnya lunch dulu dan sholat dzuhur karna waktunya udah mencapai jam duabelas lebih. Kita lunch di Ulun Danu Beratan buffet lunch, sebuah restoran yang berseberangan dengan objek wisata Ulun Danu Beratan yang menyajikan makanannya dengan cara prasmanan (buffet), sementara untuk sholat dzuhur dilakukan di salah satu masjid tidak jauh dari restoran tersebut.

Setelah kenyang, kita akhirnya melanjutkan perjalanan ke Tanah Lot. Selama perjalanan gue memutuskan untuk tidur. Abis udaranya adem hehe.

Nyampe Tanah Lot gue sama teman-teman *dengan semangatnya* langsung berjalan ke objek wisata tanah lot. Jarak antara parkir kendaraan dengan objek wisata cukup jauh. Di sepanjang jalanan menuju objek wisata ini banyak sekali penjual yang menjajakan dagangannya. Kali ini, dagang yang dijajakan lebih komplit dari tempat-tempat yang pernah didatangi sebelumnya. Beraneka makanan dan pakaian ada di sini. Tapi gue belum mau belanja-belanji dulu, gue mau selfie dan wefie dulu bareng teman-teman hehe.

Ketika akhirnya tiba di objek wisata, kita langsung sibuk ber wefie ria. Masak ada beberapa bule cowok minta foto bareng kita-kita ciyeeehh.

pura tanah lot

Di Tanah lot ini selain pemandangan pantai yang indah, juga terdapat pura yang letaknya di sebuah batu karang yang menjorok ke laut yang sepertinya agak susah untuk dijangkau.

Menurut legenda, Pura Tanah Lot dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16 Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha.

Pura Tanah Lot

Pura Tanah Lot

Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Danghyang menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot – dengan kekuatannya – beliau memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura di sana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra.
Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben ‘akhirnya’ menjadi pengikut Danghyang Nirartha.
Obyek wisata tanah lot terletak di desa Beraban kecamatan Kediri kabupaten Tabanan, sekitar 13 km barat Tabanan. Turis-turis biasanya ramai berdatangan ke pura ini pada sore hari untuk melihat keindahan sunset. Odalan atau hari raya di Pura ini diperingati setiap 210 hari sekali, sama seperti pura-pura yang lain. Jatuhnya dekat dengan perayaan Galungan dan Kuningan yaitu tepatnya pada hari suci Buda Cemeng Langkir. Saat itu, orang akan ramai bersembahyang di Pura Ini.
tanah lot bali__
Puas berfoto-foto saatnya belanja! never bored to shopping! Shopping is a big part of our life.. so enjoy shopping whenever or whereever you are. hihihi.
Kalo para keponakan cewek udah dibeliin baju (untuk oleh-oleh) di joger. Nah oleh oleh untuk para keponakan cowok nyari di sini. What a lovely auntie! dududulalala.
Dari Tanah Lot kita akhirnya pulang ke hotel. Kita sempat melewati lokasi Bom bali 2 (yang dulunya) Raja’s Cafe, yang terletak di Kuta Town Square. Bli Gede langsung cerita horor  tentang tempat itu bahwa ada yang beginilah dan begitulah setelah tragedi itu terjadi. Ah Bli ada-ada saja!.
Nyampe di hotel kita istirahat dulu sebelum berkumpul lagi selepas sholat isya untuk dinner. Dinner dilakukan  di hotel karena akan ada acara game, dance, nyanyi sama bagi-bagi door prize.  Lumayanlah gue dapet handuk hahaha. Daripada lumanyun.
O ya ada bagi-bagi bingkisan oleh-oleh juga untuk dibawa pulang berupa pia susu khas bali dan kacang bali. Alhamdulillah.
Abis itu, istirahat di kamar masing-masing… Zzzzzzzz
Day 3
Pagi yang tenang dan dingin (secara ac lupa dikecilan) gue bangun dengan mata beraat banget. Hm… Last day.. rasanya sedih gimana gituh kalo harus kembali pulang ke jakarta. Hehe. Party is over.
Tapi karena jadwal pulangnya jam tujuh malem, kita masih bisa pergi ke tempat lainnya yang emang udah dijadwalin untuk dikunjungi. Setelah beres packing dan sarapan, kita sempet ngadain acara game dulu di pantai kuta. Ada berbagai macam permainan menarik dan hadiah menarik untuk dibagikan pada para pemenang, sayang gue nggak dapet satupun secara kalah dalam permainan. hiks.
Pagi di pantai kuta..

Pagi di pantai kuta..

Selesai acara games, kita langsung check out. Koper-koper kita sama seperti waktu kedatangan ke bali di hari pertama, langsung dihandle beberapa mas dari Panorama. Kita bakal ketemu koper kita di bandara malam nanti.
Tujuan utama kita di hari ketiga adalah kunjungan wisata ke desa adat penglipuran. Tapi sebelum mencapai desa tersebut kita sempat singgah di beberapa tempat; makan siang di bebek Made Joni, Ubud, Gianyar, lalu sempat belanja tas dan aksesoris khas bali lainnya di sebuah toko souvenir yang penuh dengan barang etnik bali (yang sayangnya gue lupa nama tempatnya).
at bebek made joni ubud

at bebek made joni ubud

Selesai berbelanja, kita melanjutkan lagi perjalanan ke desa Penglipuran. Untuk mengisi kekosongan waktu dan biar pada nggak ngantuk, Bli Gede akhirnya cerita tentang hantu yang terkenal di bali yaitu, leak. Ah Bli bikin merinding ajah. Sengaja kali ya cerita horor begitu biar kita-kita nggak tidur hehe.
Leak dalam mitologi Bali adalah penyihir jahat. Le artinya penyihir dan ak artinya jahat. Leak hanya bisa dilihat di malam hari oleh para dukun pemburu leak. Di siang hari ia tampak seperti manusia biasa, sedangkan pada malam hari ia berada di kuburan untuk mencari organ-organ dalam tubuh manusia yang digunakannya untuk membuat ramuan sihir. Ramuan sihir itu dapat mengubah bentuk leak menjadi seekor harimau, kera, babi atau rangda (ratu ilmu hitam atau ratu leak).
Leak juga sering mengincar seorang wanita hamil untuk menghisap darah bayi atau anak yang baru lahir, untuk melengkapi kemampuan magisnya.
Musuh utama leak adalah barong, karakter dalam mitologi Bal, barong adalah raja dari roh-roh, pemimpin tuan rumah yang baik. Barong dan Rangda ada di urutan alam kosmos dan mewakili Baik dan Jahat.
Sehabis mendengarkan cerita horor akhirnya kita tiba di desa Penglipuran. Desa Penglipuran adalah desa tradisional masyarakat bali yang sering dijadikan objek wisata karena tempatnya yang unik.
Desa ini sangat kental dengan kerukunan dan kebersamaan hidup antar penduduknya. Lokasi desa Penglipuran adalah di Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli Kabupaten Bangli, Bali. Desa ini pernah dianugerahi penghargaan kalpataru yaitu penghargaan di bidang lingkungan hidup.
Menurut masyarakat sekitar, kata penglipuran diambil dari kata Pengeling Pura yang memiliki makna tempat suci yang ditujukan untuk mengenang para leluhur.
Desa Penglipuran berada di ketinggian 600 hingga 7000 meter di atas permukaan laut sehingga tidak perlu heran kalo udara di sini cukup sejuk. Tidak ada sarana transportasi umum untuk mencapai desa Penglipuran sehingga mau tidak mau kita harus menyediakan sendiri transportasi untuk bisa tiba di sana. Banyak wisata yang datang ke sini dengan menggunakan mobil atau motor rental atau menyewa mobil tanpa supir. (Jalan sendiri dong mobilnya hihihi).
Biaya masuk ke desa Penglipuran untuk dewasa adalah 15000 IDR sedangkan untuk anak 10000 IDR, untuk turis mancanegara seperti di tempat-tempat lainnya dua kali lipat jumlahnya ; dewasa 30000 IDR anak-anak 25000 IDR.
at desa penglipuran

at desa penglipuran

Desa Penglipuran terkenal dengan kebersihan dan kerapihannnya. Bentuk dari tiap-tiap rumah penduduk hampir sama. Kemiripan dari tiap-tiap rumah ini terlihat dari pintu gerbang rumah, atap rumah dan dinding rumah yang menggunakan bambu (pada mulanya, tapi belakangan ada yang menggunakan semen). Pintu gerbangnya hanya muat untuk satu orang dewasa dan biasa disebut angkul-angkul.
pintugerbang

angkul angkul

desa penglipuran bali

desa penglipuran bali

Pengelompokkan tata ruang desa terbagi tiga bagian.
Di bagian utara terletak Pura desa yang disebut Pura Penataran. Letaknya lebih tingi dari rumah penduduk.
Di bagian tengah terdapat rumah penduduk (letaknya lebih rendah dari Pura). Saat ini desa Penglipuran dihuni oleh kurang lebih 226 Kepala Keluarga sementara mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah bertani, berternak dan membuat anyaman bambu (kerajinan tangan).
desapenglipuran1

Luas area dari desa Penglipuran kurang lebih 112 hektar dimana 40% dari lahan desa adalah hutan bambu.

Selain memiliki budaya menghormati alam, penduduk desa Penglipuran  juga memiliki budaya dan tradisi untuk menghormati wanita. Karena adanya aturan desa yang melarang pria untuk melakukan poligami, jika ketahuan melakukan poligami maka akan mendapatkan hukuman dikucilkan dari desa. Nah! emang enak dikucilin. *Eh*

Desa ini juga memiliki budaya hukuman untuk pencurian, bagi yang ketahuan mencuri, akan dihukum untuk memberikan sesajen lima ekor ayam dengan warna bulu ayam yang berbeda di 4 pura leluhur mereka. Dengan cara ini, semua penduduk desa akan mengetahui siapa yang mencuri, sehingga pencurinya merasa malu (kalau punya rasa malu itu juga hihihi).

Pengelompokan tata ruang yang ketiga adalah setra atau kuburan. Walaupun penduduk desa Penglipuran Bali memeluk agama Hindu tapi penduduk desa Penglipuran  tidak mengenal upacara pembakaran mayat, jadi mayat langsung dikubur.

Penduduk desa Penglipuran  memiliki minuman khas yang disebut loloh cemceman, minuman ini memiliki rasa seperti air tape dan memiliki warna hijau karena bahan dasarnya adalah perasan dari daun cemceman.

Loloh cemceman

Loloh cemceman

Lelah berkeliling desa, akhirnya gue sempet ngopi cantik dulu untuk menghangatkan tubuh. Abis itu keliling lagi untuk ngambil beberapa foto.

Selesai berwisata di desa Penglipuran, gue dan rombonganpun akhirnya kembali ke Denpasar dan sempat dinner dulu di sebuah restoran tidak jauh dari Bandara.
Sampe bandara kita ambil koper dan tiket masing-masing. Lalu check-in, boarding dan menunggu keberangkatan pesawat.
Ketika akhirnya pesawat take off meninggalkan bali gue langsung baper (bawa perasaan). Galau gimana gitu. Hahaha.
What a great journey. I Hope someday i can visit this gorgeous island again. With different destinations and different adventures of course. Aamiin Ya Rabbal’alamin.

 

 

 

 

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Juni 20, 2016 inci Travelling

 

Pantai Papuma, Keindahan Pantai Yang Tersembunyi

Selamat sore semuaa… semoga semuanya sedang dalam keadaan sehat, banyak rejeki dan selalu berada dalam lindungan Tuhan YME, amin.

Sore inih sebenernya gue capek banget, maklum pekerjaan tadi lagi banyak-banyaknya. Nah di tengah-tengah rasa lelah yang melanda, gue tiba-tiba ngayal bisa pergi ke suatu tempat, katakanlah suatu pantai yang cantik, indah, sejuk sambil bilang WoW hehe. Nah lagi asik2nya ngayal, tiba-tiba bos gue bilang kalo dia baru aja pergi ke suatu pantai yang bernama pantai papuma di Jember, dalam rangkaian tournya bareng sohib2nya ke gunung bromo. Dan dengan bangganya dia ngunjukin hasil foto di pantai papuma, ternyata bener-bener indah… argghhh seandainya bisa main ke sanah…

Ini bukan lebay, tapi beneran sebelumnya gue ga tau kalo di jember ada pantai seindah ituh, tapi sebagai orang yang besar di jakarta mungkin bisa dimaklumi kalo gue ga tau pantai papuma, nah inih, temen gue yang lahir dan sempat besar di jember, juga nggak tau kalo ada pantai seindah itu di kota kelahirannya. *tepok-jidat*.

Tapi sudahlah, kita lupakan temen gue yang ga gaul itu, hihihi, maap. Sekarang lebih baik kita bahas aja tentang pantai papumanya.

???????????????????????????????

Pantai papuma adalah salah satu objek wisata unggulan Kabupaten Jember yang dikembangkan oleh Perum Perhutani II, Jawa Timur. Secara administratif, papuma masuk ke wilayah Desa Lojejer, Kecamatan Waluhan, Kabupaten Jember, Jawa timur. Letaknya sekitar 37 km Selatan Jember pada jalur Bromo – Ijen – Bali, atau sekitar 235 km dari Surabaya.

Garis pantai papuma diawali dari titik puncak tanjung papuma dan melingkar sepanjang 25 km dengan luas sekitar 25 hektar.

Di sepanjang pantai Papuma terdapat pasir putih yang bersih dan indah, dan memungkinkan para wisatawan asing yang datang untuk berjemur di pantai tersebut. Disamping keindahan alamnya, pantai ini juga kaya akan fauna seperti Biawak, Ayam Alas, burung-burung dengan ragam jenisnya, lalu ada juga babi hutan, rusa, landak dan trenggiling.

papuma4

Di pantai ini disediakan beberapa sarana pendukung bagi mereka yang ingin menikmati suasana Papuma lebih lama, seperti penginapan dan bumi perkemahan dan tentu saja perahu! Saat matahari terbenam, suasana di pantai Papuma akan semakin indah untuk dinikmati. Senja yang temaram dan desir laut yang semakin bergemuruh menimbulkan suasana dramatis yang enggan untuk ditinggalkan.

papuma5

Di pantai papuma terdapat tujuh karang besar. Masing-masing karang mempunyai nama yang unik, yaitu Batara Guru, Kresna, Narada, Nusa Barong, Kajang, dan Kodok. Semua keindahan karang di pantai ini, bisa dinikmati di atas Bukit Sitihinggil. Dari atas bukit, keindahan pantai akan tampak jelas.

OLYMPUS DIGITAL CAMERASalah satu keunikan yang ada di Papuma, adalah adanya batu-batu Malikan yang bisa mengeluarkan bunyi-bunyian khas seperti musik bila terkena ombak. Batu Malikan merupakan karang-karang pipih yang mirip seperti sebuah kerang besar yang letaknya tak jauh dari tepi pantai yang membentuk sebuah pulau. Konon, satu dari antara pulau tersebut dihuni oleh ratusan ular berbisa sehingga ga ada masyarakat atau wisatawan yang bisa berkunjung ke pulau tersebut.papuma2

O, ya ngomong-ngomong, papuma kependekan dari Pantai Pasir Putih Malikan. Melihat keindahan papuma (walo lewat foto), pastinya ada keinginan untuk mengunjungi pantai yang tersembunyi ini. Kamu mau ke sana juga? Pergi bareng yuk, heuheu.

(berbagai sumber)

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Mei 20, 2013 inci Travelling

 

Wisata Malang

Sejarah Kota Malang

Candi_singosari

candi singosari

Malang  adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini berada di dataran tinggi yang cukup sejuk, terletak di 90 km selatan Surabaya. Malang dijuluki sebagai kota pelajar.

Malang merupakan salah satu peradaban tertua di Indonesia, yaitu sejak abad 7 masehi.  Peninggalan tertua di sekitar kota Malang seperti Prasasti Dinoyo (760 Masehi), candi Bhadyut, Besuki, Singosari, Jago, Kidal di desa Selabraja yang berasal dari tahun 1414 m menunjukkan bahwa Malang merupakan pusat peradaban pada masa itu. Malang juga menjadi pusat kekuasaan 5 Dinasti; (1) Dewasimha/Gajayana dari Kerajaan Kanjuruhan. (2) Balitung/Daksa/Tulodong Wawa dari kerajaan Mataram Hindu. (3) Sindok/Dharmawangsa/Airlangga/Kertajaya dari kerajaan Kediri. (4) Ken Arok hingga Kertanegara dari Kerajaan Singosari. (5) Raden Wijaya hingga Bhre Tumapel (1447 – 1451) dari Kerajaan Majapahit.

Asal nama kota malang diyakini berasal dari nama Malangkucecwara. Nama Batara Malangkucecwara disebutkan dalam Piagam Kedu (tahun 907) dan Piagam Singhasari (tahun 908). Diceritakan bahwa para pemegang piagam adalah pemuja Batara (Dewa) Malangkucecwara, Puteswara (Putikecwara menurut Piagam Dinoyo), Kutusan, Cilahedecwara dan Tulecwara.

Menurut para ahli diantaranya Bosch, Krom dan Stein Calleneis, nama Batara tersebut sesungguhnya adalah nama Raja setempat yang telah wafat, dimakamkan dalam Candi Malangkucecwara yang kemudian dipuja oleh pengikutnya, hal ini sesuai dengan kultus Dewa – Raja dalam agama Ciwa. (catatan : Agama sangat menentukan corak kehidupan masyarakat maupun sistem pemerintahan yang berlaku; hal ini dapat dilihat pada sekelumit perkembangan Majapahit. Raden Wijaya sebagai pendiri Majapahit menerapkan sistem keagamaan secara dominan yang mewarnai kehidupan masyarakatnya. Sewaktu meninggal, ahli warisnya membuatkan baginya pendharmaan dalam bentuk Candi Sumber Jati di Blitar Selatan sebagai Bhatara Siwa. Wijaya pun didharmakan pada Candi Antapura di daerah Mojokerto sebagai Amoga Sidhi (Buddha). Raja Jayanegara, anak Wijaya, setelah meninggal didharmakan (dicandikan) di Sila Petak sebagai Bhatara Wisnu, sedangkan di Candi Sukalila sebagai Buddha. Gajah Mada, yang menjabat sebagai panglima bhayangkari sewaktu pemerintahan Tribhuwana Tunggadewi dan sebagai mahapatih semasa pemerintahan Hayam Wuruk, sangat tekun dalam menjalankan ajaran dharma. Ratu Gayatri, ibunda Hayam Wuruk, memerintah putranya supaya benar-benar melaksanakan upacara sradha. Upacara sradha pada waktu itu yang paling terkenal adalah mendharmakan atau mencandikan para raja yang telah meninggal dunia (amoring scintya). Upacara ini dilaksanakan dengan dharma yang harinyapun telah dihitung sejak meninggalnya raja bersangkutan, dari mulai tiga hari, tujuh hari, dan seterusnya sampai seribu hari bahkan tiga ribu hari. Hal ini sampai sekarang di Jawa masih berjalan, disebut dengan nyadran, yang asal katanya dari istilah sradha. Berdasarkan sumber tertulis, raja-raja Majapahit umumnya beragama Siwa dari aliran Siwasiddhanta, kecuali Tribuwana Tunggadewi, ibunda Hayam Wuruk, yang beragama Buddha Mahayana. Walaupun begitu, Siwa dan Buddha merupakan agama resmi Kerajaan hingga akhir tahun 1447. Pejabat resmi keagamaan pada masa Raden Wijaya ada dua pejabat tinggi Siwa dan Buddha, yaitu dharmadyaksa ring Kasaiwan dan dharmadyaksa ring Kasogatan. Kemudian lima pejabat Siwa di bawahnya disebut dharmapapati atau dharmadihikarana. Terdapat pula para agamawan yang berperan penting di lingkungan istana yang disebut tripaksa, yaitu resi-saiwa-sagata (berkelompok 3); dan catur dwija, yaitu mahabrahmana (wipra)-saiwa-sogata-resi (berkelompok 4). Agama Siwa yang berkembang dan dipeluk oleh raja-raja Majapahit adalah Siwasiddhanta Siddantatapaksa, yang mulai berkembang di Jawa Timur pada masa Raja Pu Sindok pada abad ke-10. Sumber ajarannya adalah Kitab Tutur atau Smrti; yang tertua adalah Tutur Bhwanakosa yang disusun pada zaman Pu Sindok, sedang yang termuda dan terpanjang adalah Tutur Jnanasiddhanta yang disusun pada zaman Majapahit. Ajaran agama ini sangat dipengaruhi oleh Saiwa Upanisad, Vedanta, dan Samkhya. “Kenyataan Tertinggi” agama ini disebut Paramasiwa yang disamakan dengan suku kata suci “OM”.  

Siwa, sebagai dewa tertinggi, mempunyai tiga hakekat (tattwa) yaitu: 1.    Paramasiwa-tattwa yang bersifat tak terwujud (niskala); 2.    Sadasiwa-taattwa yang bersifat berwujud-tak berwujud (sanakala-niskala); 3.    Siwa-tattwa bersifat berwujud (sakala). 

Selain Siwasiddhanta, dikenal pula aliran Siwa Bhairawa yang muncul sejak pemerintahan Raja Jayabhaya dari Kadiri. Beberapa pejabat pemerintahan Majapahit memeluk agama ini. Agama ini adalah aliran yang memuja Siwa sebagai Bhairawa; di India Selatan mungkin dikenal sebagai aliran Kapalika. Pemujanya melakukan tapa yang sangat keras, seperti tinggal di kuburan. Di samping agama Siwa, terdapat pula agama Waisnawa yang memuja Dewa Wisnu; yang dalam agama Siwa, Wisnu hanya dipuja sebagai Dewa Pelindung (Istadewata). Walau pun Nagarakretagama tidak menyebutkan keberadaan Islam, namun tampaknya ada beberapa anggota keluarga istana yang telah beragama Islam pada waktu itu.)

Nama para Batara Malangkucecwara sangat dekat dengan nama Kota Malang saat ini, mengingat nama daerah lain juga berkaitan dengan peninggalan di daerah tersebut misalnya Desa Badut (Candi Bhadyut), Singosari (Candi Singosari). Dalam Kitab Pararaton juga diceritakan keeratan hubungan antara nama tempat saat ini dengan nama tempat di masa lalu misalnya Palandit (kini Wendit) yang merupakan pusat mandala atau perguruan agama. Kegiatan agama di Wendit adalah salah satu dari segitiga pusat kegiatan Kutaraja pada masa Ken Arok (Singosari – Kegenengan – Kidal – Jago : semuanya berupa candi).

Pusat mandala disebut sebagai panepen (tempat menyepi) salah satunya disebut Kabalon (Kebalen di masa kini). Letak Kebalen kini yang berada di tepi sungai Brantas sesuai dengan kisah dalam Pararaton yang menyebut mandala Kabalon dekat dengan sungai. Disekitar daerah Kebalen – Kuto Bedah – daerah aliran sungai Brantas banyak dijumpai gua buatan manusia yang hingga kini masih dipakai sebagai tempat menyepi oleh pengikut mistik dan kepercayaan. Bukti lain kedekatan nama tempat ini adalah nama daerah Turyanpada kini Turen, Lulumbang kini Lumbangsari, Warigadya kini Wagir, Karuman kini Kauman.

Pararaton ditulis pada tahun 1481 atau 250 tahun sesudah masa Kerajaan Singosari. Pararaton menggunakan bahasa Jawa Pertengahan dan bukan lagi bahasa Jawa Kuno sehingga diragukan sebagai sumber sejarah yang menyangkut pemerintahan dan politik.  Namun pendekatan yang dipakai para ahli dalam menyelidiki asal usul nama Kota Malang didasarkan pada asumsi bahwa nama tempat tidak akan jauh berubah dalam kurun waktu tersebut. Hal ini bisa dibuktikan antara lain dari nama Kabalon (tempat menyepi) ternyata juga disebutkan dalam Negara Kertagama. Dalam kitab tersebut dikisahkan bahwa puteri mahkota Hayam Wuruk yaitu Kusumawardhani (Bhre Lasem) sebelum menggantikan ayahnya terlebih dahulu menyepi di Kabalon dekat makam leluhurnya yaitu Ken Arok atau Rangga Rajasa alias Cri Amurwabumi. Makam Ken Arok tersebut adalah Candi Kegenengan.

Namun istilah Kabalon hanya dikenal dikalangan bangsawan, hal inilah yang menyebabkan istilah Kabalon tidak berkembang. Rakyat pada masa itu tetap menyebut dan mengenal daerah petilasan Malangkucecwara dengan nama Malang hingga diwariskan pada masa sekarang.

Kota malang mulai tumbuh dan berkembang setelah hadirnya pemerintah kolonial Belanda, terutama ketika mulai di operasikannya jalur kereta api pada tahun 1879. Berbagai kebutuhan masyarakatpun semakin meningkat terutama akan ruang gerak melakukan berbagai kegiatan. Akibatnya terjadilah perubahan tata guna tanah, daerah yang terbangun bermunculan tanpa terkendali. Perubahan fungsi lahan mengalami perubahan sangat pesat, seperti dari fungsi pertanian menjadi perumahan dan industri.

  • Tahun 1767 Kompeni memasuki Kota
  • Tahun 1821 kedudukan Pemerintah Belanda di pusatkan di sekitar kali Brantas
  • Tahun 1824 Malang mempunyai Asisten Residen
  • Tahun 1882 rumah-rumah di bagian barat Kota di dirikan dan kota juga didirikan sementara alun-alun mulai dibangun.
  • 1 April 1914 Malang di tetapkan sebagai Kotapraja
  • 8 Maret 1942 Malang diduduki Jepang
  • 21 September 1945 Malang masuk Wilayah Republik Indonesia
  • 22 Juli 1947 Malang diduduki Belanda
  • 2 Maret 1947 Pemerintah Republik Indonesia kembali memasuki Kota Malang.
  • 1 Januari 2001, menjadi Pemerintah Kota Malang.

Obyek Wisata Kota Malang

Ada beberapa obyek wisata di kota Malang yang menarik untuk dikunjungi, yaitu :

alun-alun malang

Alun-Alun Kota Malang

Alun-Alun Malang

Yang menarik dari alun-alun kota Malang adalah banyak burung merpati berkeliaran di sekitar alun-alun dengan bebasnya, membuat suasana alun-alun jadi ramai. Sebagai Jantung Kota Malang yang berupa taman cantik dengan pohon beringin di salah satu sudutnya, tempat ini menjadi tempat favorit warga Malang untuk bersantai, apalagi di siang hari. Dengan kursi-kursi taman yang tertata rapi dan air mancur yang cantik menjadikan Alun-alun ini menjadi tempat favorit untuk hang out.

Alun-alun kota Malang pernah mengalami renovasi besar-besaran di awal tahun 2006, dan kini dilengkapi fasilitas hotspot milik Telkom sehingga pengunjung dapat berinternet ria sambil menikmati suasana taman. Sesekali dapat ditemui para penjaja makanan dan minuman ringan yang menawarkan dagangannya, namun mereka tidak dapat dengan bebas berjualan, karena sebenarnya pemerintah kota meng-ilegalkan penjual kaki lima berdagang di kawasan ini.

jawa timur park 1Jatim Park I

Jawa Timur Park 1 (JTP) merupakan objek wisata yang memadukan secara serasi antara konsep pendidikan (Education) dan konsep pariwisata (Tourism) dalam satu ruang dan waktu.

JTP I terletak di jalan Kartika No. 2 Kota Batu serta berada di lereng timur gunung Panderman, dalam area ± 11 hektar dan ketinggian 850 m di atas permukaan laut. Pengunjung dapat merasakan kesejukan, kenyamanan dan keindahan panorama pegunungan yang menjadi background Jawa Timur park dan kota Batu.

Jawa Timur Park 1 dilengkapi dengan Science Stadium (Galeri Belajar) yang mampu menampung 300 siswa,  dan kelengkapan alat peraga ilmu terapan (Indoor & Outdoor) yang diantaranya didukung oleh PLN, Telkom, Rimba Raya dan sejumlah Universitas Terkemuka (Negeri maupun Swasta) di Jawa Timur, sehingga mampu menjadi sarana penyebaran informasi tentang khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi  (Biologi/Kimia/ Matematika/Fisika).

Jawa Timur Park 2

jawa timur park 2

Berbeda dengan Jawa Timur Park 1 yang dilengkapi dengan science stadium, Jawa Timur Park 2 lebih mengetengahkan dunia satwa pada para pengunjungnya. Pengetahuan tentang satwa ini bisa didapatkan di Museum Satwa.   Kamu bahkan bisa berinteraksi langsung dengan satwa tersebut dengan mengunjungi secret zoo (kebun binatang).

Jawa Timur Park 2 berada di lahan seluas 14 hektar.

Batu Night Spectacular

Batu Night Spectacular adalah sebuah wahana wisata terbaru dari Kota Batu yang mulai beroperasi sejak jam 3 sore hingga jam sebelas malam (senin sampai kamis) dan jam dua belas malam (jum’at, sabtu dan minggu).

batu night spectacular

Batu Night Spectacular

Obyek wisata yang berlokasi di Desa Oro-oro Ombo ini setidaknya menyediakan 25 macam permainan.  BNS  juga menyiapkan beberapa wahana yang unik seperti lampion garden, galeri hantu, cinema empat dimensi, sirkuit gokart terpanjang, layar sepanjang 50 meter di area food court, dan air mancur menari.

Pulau Sempu

Pulau Sempu  adalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah timur Jawa dan masuk dalam  wilayah kabupaten Malang, Jawa Timur. Secara administratif pulau sempu terletak di desa Tambak Rejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan.

Pulau Sempu masuk sebagai salah satu cagar alam yang dilindungi Pemerintah. Pantai Sendang Biru adalah dermaga yang biasa digunakan untuk mencapai Pulau Sempu, dari sini tak butuh waktu lama untuk menyeberang, tak sampai setengah jam itupun dengan kecepatan perahu yang lambat.

pulau sempu

Luas pulau Sempu mencapai 877 hektar dan berada di bawah naungan Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Provinsi Jawa Timur. Ada empat ekosistem yang dimiliki Pulau Sempu yaitu ekosistem hutan mangrove, hutan pantai, danau dan hutan tropis dataran rendah. Sementara pantai-pantai yang terdapat di Pulau Sempu yaitu Pantai Waru-Waru, Tiger Cave, Pantai Pasir Panjang, Pantai Pasir Kembang, Pantai Fresh Water (catatan: dinamai fresh water karena ada sumber mata air segar di bebatuan di sekitar pantai), lalu ada Telaga Lele yaitu sebuah danau air tawar yang banyak terdapat ikan lele.

Di tengah hutan di pulau Sempu ada laguna yang cukup terkenal yaitu Segara Anakan. Genangan air di Segara Anakan sangat tenang dan bergradasi. Butuh waktu kurang lebih 1 jam untuk mencapai laguna ini dari saat memasuki hutan Pulau Sempu.

Wisata Air Panas Cangar

Wisata air panas adalah salah satu alternatif pilihan untuk refreshing. Dan di kota Batu, kita bisa menemui wisata air panas yang asik yaitu Pemandian air Panas Cangar. Letaknya sebelah utara Kota Batu dan berjarak kurang lebih 18 Km dari pusat Kota ditempuh antara 1 hingga 2 jam perjalanan menggunakan mobil pribadi/mobil sewaan. Tepatnya terletak di  Dusun Cangar, kelurahan Tulungrejo, kecamatan Bumiaji, kota Batu.

wisata air panas cangar

Dengan ketinggian diatas 1000m di atas permukaan laut, Cangar merupakan salah satu daerah penghasil sayur-sayuran dan buah apel yang subur dan mempunyai sumber mata air panas alami yang berasal dari Gunung Welirang, sebuah gunung yang menghasilkan belerang di Jawa Timur.

Pemandian dan dusun yang merupakan salah satu akses jalan tikus menuju Pacet Mojokerto ini berada di dalam kawasan Taman Hutan Raya R. Soeryo. Di sekitar mata air panas Cangar banyak ditemukan gua-gua buatan peninggalan dari masa pendudukan Jepang, tahun 1942 – 1945.

Jajanan khas yang banyak dijajakan di area pemandian Cangar adalah Tape Ketan, yang notabene dijual turun temurun oleh warga setempat. O, ya jika ada monyet berseliweran, kamu jangan takut, karena satwa-satwa ini memang dibiarkan bebas bergelantungan di beberapa dahan pohon.

Wisata Air Terjun Coban Rondo

cobanrondoCoban Rondo adalah air terjun yang berasal dari air hujan yang ditampung oleh Daerah Aliran Sungai (DAS) Coban Rondo yang berada di lereng Gunung Kawi. Luas DAS Coban Rondo diperkirakan 1252,6 Ha dan curah hujannya sekitar 1.721 mm/tahun, sehingga diperkirakan DAS Coban Rondo menampung sekitar 21,6 milyar liter air hujan per tahun dan dialirkan melalui sungai Coban Rondo dengan debit terendah sekitar 150 liter/detik. Fluktuasi debit air terjun Coban Rondo sangat tergantung pada curah hujan dan kondisi vegetasi/hutan di dalam DAS Coban Rondo. Apabila hutannya gundul, maka pada saat musim hujan debitnya sangat tinggi dan airnya coklat (erosi), sedangkan pada musim kering airnya sedikit. Karena kecuramannya, sifat tanahnya mudah erosi dan curah hujan yang tinggi menyebabkan terjadinya tanah longsor pada bagian yang lemah.

Letak Air Terjun Coban Ronda adalah di daerah Pujon, Kabupaten Malang. Perjalanan menempuh waktu sekitar 1/2 jam dari Kota Malang. Selain air terjun sebagai lokasi wisata utama disini juga disediakan lokasi untuk kemah dan fasilitas outbond. Kelebihan lokasi wisata ini adalah aksesnya yang relatif mudah, lokasi air terjun dengan tempat parkir sangat dekat dan banyak penjual makanan dan souvenir. Dekat lokasi Air terjun juga terdapat kawanan kera yang berkeliaran.

kebun apel

Wisata Kebun Apel

Malang, terkenal dengan apelnya. Setidaknya ada tiga jenis apel yang ada di malang yaitu :

1.  Apel Rome Beauty ; Berwarna dominan merah sedikit warna kuning hujau buahnya bulat, rasanya asam manis dan daging buah agak keras.

2. Apel Ana ; Apel Ana buahnya lonjong berwarna merah hijau kuning, rasanya asam dengan daging buah renyah.

3. Apel Manalagi ; Apel Manalagi berwarna hijau kekuningan, buahnya bulat, berasa manis, dagingnya keras namun garing.

dalam wisata kebun apel, pengunjung biasanya diperbolehkan untuk memetik apel dan memakan buah apel sepuasnya (setelah membayar harga tiket masuk), namun tidak boleh dibawa pulang. Jika ingin membawa oleh-oleh apel, harga perkilogram apel antara Rp. 10.000 hingga Rp. 15.000.

Salah satu wisata kebun apel yang bisa jadi alternatif pilihan adalah wisata petik apel Kelompok Tani Makmur Abadi, yang beralamat di Jalan Diponegoro 10 Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Batu, Jawa Timur.

Wisata Kuliner

bakso malangMakanan yang terkenal dari Malang apalagi kalo bukan bakwan (bakso) Malang. Tapi selain bakso malang, banyak juga jajanan khas daerah lainnya yang bisa dinikmati di kota sejuk ini seperti Lumpia, Jagung Bakar, Ayam Panggang, tahu petis, bubur ayam dll.

Ada beberapa kuliner khas yang sekarang sedang menjadi favorit warga malang dan pelancong yang datang yaitu Mie Buto Ijo.  Mie Buto Ijo merupakan sajian hidangan berupa mie yang dibuat sedemikian rupa seperti tokoh Buto Ijo, pasalnya Mie Buto Ijo memiliki warna khas berwarna hijau yang terbuat dari sayuran.

Mie Buto Ijo terkenal akan cita rasanya yang pedas. Ada 5 level (tingkat) kepedasan dari mie buto ijo. Level 1 = 7 cabai dan level 5 = 54 cabai.

mie buto ijo

Cabai yang digunakan merupakan cabai giling yang nantinya dicampurkan dengan Mie hijau dan kemudian dilengkapi dengan aneka garnish seperti siomay, dim sum sedang, suwiran daging ayam, daun selada, krupuk pangsit, semangkuk kuah kaldu dan tidak ketinggalan bawang goreng sebagai pelengkapnya. Harga mie buto ijo mulai dari Rp. 7000.

Ceker Setan

ceker setanKamu penggemar ceker? well, di Malang, ada ceker super pedes yang jadi makanan favorit warga sonoh, namanya ceker setan. Ceker setan ini membutuhkan setidaknya 2 sampai 3 kg cabe merah segar untuk membumbui ceker. Penasaran sama rasanya? pastinya kamu harus jalan-jalan ke Malang dan nyoba ceker setan secara langsung, tapi kalaupun kamu ga bisa ke Malang, mungkin bisa bikin ceker setan sendiri ^___^, ini dia resepnyah :

Resep Ceker Setan

Bahan 1 kg ceker ayam, bersihkan ; 3 sendok teh garam ; 2 batang serai, memarkan ; 4 cm jahe, memarkan; 2 lembar daun pandan; 4 lembar daun jeruk purut; 1 buah jeruk nipis, peras airnya; 400 ml air.

Bumbu yang dihaluskan; 8 butir bawang merah; 5 siung bawang putih; 10 buah cabai merah (atau sesuai selera); 5 cabe rawit (atau sesuai selera); 1,5 sendok teh garam.

Cara bikin ; (1) lumuri ceker ayam dengan garam, diamkan setengah jam, goreng setengah matang, angkat dan tiriskan, sisihkan. (2) masukkan bumbu yang dihaluskan beserta serai, jahe, daun pandan, daun jeruk, aduk dan diamkan hingga bumbu matang. (3)  masukkan ceker ke dalam bumbu, aduk rata (4) tambahkan air, kecilkan api, tutup wajan hingga rapat, sesekali diaduk hingga matang (5) tambahkan jeruk nipis, aduk rata lalu hidangkan.

Serba Kripik

keripik nangka

keripik nangka

Untuk oleh-oleh, kamu bisa belanja aneka kripik yang terbuat dari sayur-sayuran dan buah-buahan. Keripik Nangka merupakan keripik favorit gue diantara keripik buah lainnya, heuheu. Keripik buah dan sayur bisa didapat dengan harga bervariasi mulai dari Rp. 25.000 hingga Rp. 40.000 per kilogram, atau bisa didapat per kemasan mulai dari Rp. 8000 hingga Rp. 35.000.

Jadi tunggu apa lagi, bila ada waktu luang, ga ada salahnya jalan-jalan ke Malang ^___^, happy holidays.

 

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 28, 2012 inci Travelling

 

Wisata Gombong

Gombong adalah sebuah kecamatan yang masuk wilayah Kebumen, yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kebumen sendiri merupakan sebuah Kabupaten. Nama Kebumen konon berasal dari kabumian yang berarti sebagai tempat tinggal Kyai Bumi setelah dijadikan daerah pelarian Pangeran Bumidirja atau Pangeran Mangkubumi dari Mataram pada 26 Juni 1677, saat berkuasanya Sunan Amangkurat I.  Sebelumnya, daerah ini sempat tercatat dalam peta sejarah nasional sebagai salah satu tonggak patriotik dalam penyerbuan prajurit Mataram (zaman Sultan Agung) ke benteng pertahanan Belanda di Batavia. Saat itu Kebumen masih bernama Panjer.

Salah seorang cicit Pangeran Senopati yaitu Bagus Bodronolo yang dilahirkan di Desa Karanglo, Panjer, atas permintaan Ki Suwarno, utusan Mataram yang bertugas sebagai petugas pengadaan logistik, berhasil mengumpulkan bahan pangan dari rakyat di daerah ini dengan jalan membeli. Keberhasilan membuat lumbung padi, besar artinya bagi prajurit Mataram.

Sebagai bentuk penghargaan dari Sultan Agung, Ki Suwarno kemudian diangkat menjadi Bupati Panjer, sedangkan Bagus Bodronolo dikirim ke Batavia sebagai prajurit pengawal pangan.

Kebumen di Barat berbatasan dengan kabupaten Banyumas dan Cilacap. Di Timur berbatasan dengan kabupaten Wonosobo dan Purworejo. Di Utara berbatasan dengan  Kabupaten Banjarnegara, sementara di Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.

Gombong, yang merupakan bagian dari wilayah Kebumen berada di selatan Kebumen.

Gombong merupakan suatu daerah yang terdiri dari pegunungan kapur, yang membujur hingga pantai selatan, dimana terdapat banyak gua dengan stalaktit dan stalagmit di dalamnya.

Gombong Yang Sejuk

Menginjakkan kaki pertama kali di kota ini, gimana ya, rasanya seru banget, asik banget. Dan seperti kebanyakan masyarakat di daerah pedesaan, penduduk Gombong pun sangat bersahabat. Keramahan penduduk di sana terasa kental saat kamu berinteraksi dengan mereka. 

Ketika turun dari kereta api di stasiun Gombong, suasana sejuk kota itu mulai terasa. Gue lebih senang naik ojek atau naik becak-motor untuk mencapai rumah kakak (di desa Gumawang Kuwarasan), karena suasana segarnya benar-benar terasa. Untuk sampai ke Desa Gumawang, Kuwarasan, kamu harus menempuh perjalanan paling tidak 30 menit naik motor/mobil. Jalan yang dilaluipun asik banget karena di kiri kanan jalan, terbentang sawah yang luas, bener-bener view yang meneduhkan.

O, ya bagi kamu yang ingin tahu kereta api apa aja yang melewati Gombong, baiknya gue kasih tau aja daripada kamu nyasar, hehe. Dari stasiun Senen, kamu bisa naik kereta Sawunggalih Utama jurusan Senen – Kutoarjo. Kereta ini berhenti di Gombong, tapi berhentinya sebentar sehingga kamu harus sudah bersiap-siap di pintu kereta saat memasuki stasiun Gombong agar tidak terbawa sampe stasiun berikut (tapi kalo kebawa juga nggak apa-apa, balik aja lagi, lol). Kalo kamu berangkat pagi jam 7-8an, biasanya nyampe jam 4-5an sore.

Mau naik kereta ekonomi aja? tentu bisa juga. Kereta ekonomi dari Jakarta biasanya berangkat dari stasiun Tanah Abang, waktu tempuh kurang lebih hampir bersamaan dengan kereta bisnis, namun berangkat lebih pagi yaitu sekitar pukul setengah tujuh pagi.

Untuk kereta AC kamu bisa naik dari Gambir, yaitu kereta Taksaka jurusan Jogja. Di Gambir kamu udah harus siap dibawah jam 9 pagi (waktu tepatnya gue lupa), nah kereta Taksaka ini berhenti di Gombong tapi nggak terlalu lama.

Dari stasiun Bandung, kamu bisa naik kereta Lodaya (bisnis) jurusan Solo Balapan. Ada dua kereta yang bisa kamu naiki yaitu pada pagi hari pukul delapan pagi (sampai di Gombong jam 2an siang), atau pada pukul 8 malam (sampai di gombong jam 2an malam). Sementara untuk kereta ekonomi dari Bandung menuju Gombong, kamu bisa naik dari stasiun Kiaracondong. Berangkat jam 8 malam, kamu bisa sampai Gombong jam lima subuh.

Yah, begitulah, sebagai orang yang biasa menggunakan jasa kereta api, jadi hafal rute dan jamnya hehe. Bicara soal kereta api ke Gombong, gue suka banget kalo naiknya dari Bandung, kenafa?  karena pemandangan yang bakal didapet, indah gila. Di sekitar Garut, ketika kereta memasuki wilayah pegunungan, pemandangan yang bisa kamu liat indah banget, secara kereta berada di sisi luar pegunungan dan seolah-olah berada di atas lembah, karena kereta yang kau naiki merayap di sisi gunung (nyaris melingkari gunung), sementara pemukiman penduduk terbentang luas di bawahmu, benar-benar view yang cool.

Back to Gombong, Gombong hanyalah sebuah wilayah yang kecil saja, luas wilayahnya  kurang lebih 19,48 KM2. Setidaknya ada 14 desa yang masuk kecamatan Gombong.

Mayoritas pekerjaan penduduk di sana adalah bertani, walau banyak juga yang mencari nafkah dengan cara  home industry yaitu memproduksi makanan khas daerah berupa lanting atau pisang sale. Sementara untuk camilan, tempe mendoan juga banyak dijajakan di sana.

Lanting adalah makanan ringan (snack) yang berbahan dasar singkong atau ketela pohon, dimana singkong tersebut diparut, diberi bumbu seperti penyedap rasa, garam, lalu digiling memanjang, dibentuk angka delapan atau bulatan besar, kemudian digoreng.

Pada awalnya, lanting dijual dengan rasa standar, tidak ada inovasi rasa apapun, tapi seiring berjalannya waktu, lanting bisa dinikmati dalam berbagai rasa seperti jagung bakar, keju, barbeque, pedas manis, rasa daging sapi, rasa bawang, dll.

Yang menarik dari bisnis lanting di Gombong adalah, proses pembentukan lanting biasanya dilakukan secara alami (memakai tangan) bukan mesin, dan banyak home industry disana yang meminta bantuan penduduk setempat untuk  membentuk lanting mereka (sebelum proses penggorengan) dengan bayaran tertentu. Memang tidak besar sih bayarannya, tapi bagi seorang ibu rumah tangga yang mencari penghasilan tambahan, lumayanlah mengerjakan pekerjaan itu, lagipula tidak terlalu repot mengerjakannya, bisa dilakukan saat mereka punya waktu senggang.

Lanting yang sudah digiling (bentuk memanjang) bisa mereka ambil di pabrik/home industry yang memproduksi lanting, lalu dibentuk angka delapan/bentuk bulat oleh mereka dan dikembalikan ke home industry itu untuk kemudian di goreng, (ya iyalah dikembalikan, masa mau distoplesin, hihihi). 

Untuk satu kilogram lanting biasanya dihargai sekitar sepuluh ribu rupiah, tapi kalau lanting tersebut sudah masuk supermarket-supermarket di kota besar, harganya bisa lebih mahal lagi.

Sebuah home industry, terkadang kewalahan memenuhi pesanan lanting dari berbagai kota di luar Gombong, tak jarang ada yang memproduksi lanting hingga 1,5 ton per minggu untuk memenuhi pesanan dari Jakarta, Bandung dll.

Minuman Khas Legen

Kebumen (termasuk di dalamnya Gombong) dikenal sebagai salah satu kota penghasil gula merah.  Gula merah dibuat dari air sulingan pohon kelapa. Banyaknya pohon kelapa di daerah ini memungkinkan sebagian masyarakat untuk memproduksi gula merah.

Bukan hanya gula merah saja yang diproduksi, masyarakat  juga memanfaatkan air sulingan itu sebagai minuman. Air sulingan itu dinamai legen. Konon zaman dulu, yang namanya tuak juga dibuat dari air sulingan legen ini.

Wisata Gombong

Gombong adalah kota (kawedanan) yang bersahaja, tidak banyak sarana hiburan yang terdapat di sana, jadi kalo mau nyari hiburan seperti Mal jangan ke Gombong, di Jakarta aja udah, heuheu. Tapi jangan menyangka Gombong tidak tersentuh oleh toko swalayan juga loh, ada sih toko semacam itu, tenang aja.

Sentra bisnis di Gombong, berpusat di pasar Wonokriyo, sebuah pasar yang cukup besar yang terletak di jalan raya yang notabene dilalui kendaraan yang hilir mudik menuju Jogja atau kota-kota di sekitar Jogja.

Di pasar ini, semua kebutuhan kamu bisa kamu dapatkan, jadi kamu nggak usah khawatir.

Gombong bisa kamu capai selain naik kereta api yang udah gue ceritain tadi, bisa juga dengan menggunakan bis, travel atau kendaraan pribadi. Atau kamu mau naik motor aja ke sini? boleh, silahkan, tapi kayaknya kamu harus banyak istirahat di jalan biar badan kamu nggak kaku, heuheu.

Menggunakan mobil/bis dari Jakarta jarak yang kamu tempuh kurang lebih 7 hingga 8 jam tergantung keadaan lalu lintas macet atau engga. Kalo dari Bandung, bisa lebih lama karena kamu harus muter-muter dulu lewat Tasik.

Kalo kebetulan kamu nyasar ke Gombong, jangan panik ya, santai aja,  cari aja penginapan/losmen atau apa, yang biasanya banyak terdapat di pinggir jalan, terus kamu nginap di sana, terus browsing di internet kira-kira tempat wisata apa yang asik dikunjungi.

Bicara soal tempat wisata, ada beberapa tempat menarik yang bisa kamu datangi di Gombong, di antaranya adalah :

1. Bendungan Sempor

Bendungan Serbaguna Sempor terletak di Sungai Cincingguling/Sungai Sempor, desa Sempor, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen kira-kira 7 km sebelah utara kota Gombong.

Bendungan Serbaguna Sempor dibangun untuk  dapat memberikan manfaat bagi penduduk sekitar antara lain terpenuhinya kebutuhan air untuk irigasi, air baku/air minum, kebutuhan air pertanian, tambak, industri dll.

Sungai Cincingguling/Sungai Sempor mengalir dari utara di kaki Gunung Serayu Selatan dan bermuara di samudra Indonesia. Secara geografis area bagian utara dan timur merupakan perbukitan, bagian tengah adalah daratan rendah dengan tofografi rata-rata datar yang merupakan persawahan dan pemukiman penduduk. Sebelah selatan adalah bukit Karangbolong.

Tipe iklim di wilayah Sempor termasuk tipe sedang dengan curah hujan tertinggi
4492 mm/tahun dan Rata-rata tahunan adalah 3495 mm/tahun.

2. Benteng Van Der Wijck

Benteng Van Der Wijck adalah benteng pertahanan Hindia – Belanda yang dibangun pada abad 19. Benteng kuno dengan dominasi warna merah ini cukup menyolok diantara bangunan lain, namun tersamar dari jalan utama mengingat gerbang masuk lokasi wisata ini cukup jauh dari pintu gerbang benteng. Disediakan kereta api mini yang siap mengantarkan pengunjung dari gerbang utama mengelilingi objek wisata bersejarah ini.

Beberapa sarana permainan anak-anak dibangun disekitar benteng seperti perahu angsa dan kincir putar. Tak ketinggalan juga sebuah patung dinosaurus raksasa ikut dibangun untuk meramaikan suasana dan lebih mengakrabkan dengan dunia anak-anak. Bahkan sebuah stasiun kereta api mini dibangun dibagian atas benteng tepat di atas gerbang utama,  memungkinkan pengunjung untuk mengitari sisi atas benteng dengan menggunakan kereta mini.

Di dalam benteng itu sendiri pengunjung bisa melihat beberapa foto dokumentasi seputar bentuk asli bangunan benteng saat ditemukan dan tahap-tahap pemugaran yang telah dilakukan. Ruangan-ruangan bekas barak militer, asrama, pos jaga bisa dilihat di dalam benteng dan semuanya boleh dibilang dalam keadaan rapi dan bersih. Hanya saja sebuah papan pengumuman yang ditempel di bagian luar benteng berisi “Sebelum masuk benteng sebaiknya anda berdoa sejenak menurut kepercayaan masing-masing”, sempat menimbulkan kerutan di dahi saat membacanya karena berkesan seram. Mungkinkah pernah terjadi hal-hal diluar nalar yang menimpa pengunjung saat berada di dalam benteng, seperti kesurupan ?

Benteng Van der Wijck sebenarnya dibangun pada sekitar tahun 1820-an, bersamaan meluasnya pemberontakan Diponegoro. Pemberontakan ini ternyata sangat merepotkan pemerintah kolonial Belanda karena Diponegoro didukung beberapa tokoh elit di Jawa bagian Selatan. Maka dari itu Belanda lalu menerapkan taktik benteng stelsel yaitu membangun benteng di daerah yang mereka kuasai.  Tokoh yang memprakarsai pendirian benteng ini adalah gubernur jenderal Van den Bosch. Tujuannya jelas yaitu sebagai tempat pertahanan (sekaligus penyerangan) di daerah karesidenan Kedu Selatan. Pada masa itu, banyak benteng yang dibangun dengan sistem kerja rodi (kerja paksa) karena ada aturan bahwa penduduk harus membayar pajak dalam bentuk tenaga kerja. Tentu saja cara ini membuat penduduk kita makin menderita apalagi sebelumnya gubernur jenderal Deandels punya proyek serupa yaitu jalan raya pos (Anyer – Penarukan, sepanjang 1.000 km), juga dengan kerja rodi.

Dilihat dari bentuk bangunan, pembangunannya sezaman dengan benteng Willem (Ambarawa) dan Prins Oranje (Semarang, kini sudah hancur). Pada awal didirikan, benteng dengan tinggi tembok 10 m ini diberi nama Fort Cochius (Benteng Cochius). Namanya diambil dari salah seorang perwira militer Belanda (Frans David Cochius) yang pernah ditugaskan di daerah Bagelen (salah satu wilayah karesidenan Kedu). Nama Van der Wijck, yang tercantum pada bagian depan pintu masuk, merupakan salah seorang perwira militer Belanda yang pernah menjadi komandan di Benteng tersebut. Reputasi van der Wijck ini cukup cemerlang karena salah satu jasanya adalah membungkam para pejuang Aceh, tentunya dengan cara yang kejam.

Pada zaman Jepang, benteng ini dimanfaatkan sebagai barak dan tempat latihan para pejuang PETA.

Dilihat dari fisiknya, bangunan yang luasnya 3.606,62 m2 ini sudah mengalami renovasi yang cukup bagus. Sayangnya renovasi ini kurang memperhatikan kaidah konservasi bangunan bersejarah mengingat bangunan ini potensial sebagai salah satu warisan budaya (cultural heritage).

3. Goa Petruk

Goa Petruk merupakan salah satu obyek wisata di Kebumen, Jawa Tengah. Obyek wisata ini dekat dengan Pantai Logending, di mana lokasinya berada di dukuh Mandayana Desa Candirenggo Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, atau sekitar 4,5 km dari Jatijajar menuju ke arah selatan.

Mendengar nama Petruk, orang tentu akan teringat nama Ponokawan anak Ki Semar yang berbadan tinggi, namun hidungnya sangat mancung. Konon, dalam cerita pewayangan, Petruk ini anak dari lelembut Banaspati yang kemudian diambil anak oleh Ki Semar dan Petruk ini dikenal mempunyai banyak akal.

Sayangnya walau banyak orang telah mendengar Goa Petruk, tetapi masih enggan untuk mengunjungi obyek wisatawan tersebut. Di dalam Goa memang terlihat cukup menakutkan, karena tak ada pijaran atau nyala lampu. Namun Goa Petruk ini menurut catatan Doktor Koo, seorang pakar Goa dari luar negeri merupakan Goa terindah di seantero Nusantara.

Goa Petruk ini terbagi menjadi tiga bagian dengan panjang 350 m. Bagian pertama atau di lantai I hanya terdapat kelelawar yang berterbangan ke sana kemari dan berbau kurang sedap. Sedang untuk Goa kedua dalam lokasi tersebut diberi nama Goa Semar.

Dalam Goa semar kita akan disuguhi pemandangan dari bebatuan yang cukup indah dan mempesona. Bahkan ada yang mengatakan, masuk Goa Petruk laksana melihat alam yang tiada taranya karena terdapat batu stalaktit dan stalagmit yang mempesona dan menyerupai berbagai bentuk.

Sedang goa yang terakhir, disebut Goa Petruk, karena dalam Goa tersebut terdapat batu yang mempunyai ujud seperti hidungnya Petruk. Sayang, karena ulah Belanda yang waktu itu melakukan penambangan phosfat, hidung Petruk yang merupakan logo dari Goa tersebut putus dan kini sudah tak kelihatan lagi.

Tapi bukan itu sebetulnya yang ditawarkan oleh goa tersebut, di mana keindahan goa tersebut bukan hanya dari hidung Petruk yang sangat mancung, tetapi panoramanya yang memang cukup indah. Untuk itu tidak ada salahnya kalau kamu  jalan-jalan ke goa ini.

Sambil menikmati bebatuan yang banyak aneka ragam dan bentuknya, telinga kita akan mendengarkan bunyi air yang jatuh dari langit goa, atau dari bebatuan yang indah, sehingga menambah kenyamanan kita untuk menyaksikan keajaiban Tuhan Pencipta Alam Semesta.

Untuk mengunjungi goa Petruk ini, sebaiknya kita mempersiapkan peralatan berupa sepatu dari plastik atau kare, sehingga tidak bisa tembus air. Tetapi, jangan gunakan sepatu yang berhak tinggi yang nantinya akan cukup merepotkan.

Peralatan lain yang perlu dipersiapkan adalah senter yang cukup terang dan topi untuk menghindari benturan. Bila perlu, kita bawa kamera dengan lampu blitz yang baik. Dengan demikian kita bisa menyaksikan keindahan Stalagmit dan Stalaktit.

4. Goa Jatijajar

Goa Jatijajar adalah sebuah goa alam yang terdapat di desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Gua ini terbentuk dari batu kapur. Gua Jatijajar mempunyai panjang dari pintu masuk ke pintu keluar sepanjang 250 meter. Lebar rata-rata 15 meter dan tinggi rata-rata 12 meter sedangkan ketebalan langit-langit rata-rata 10 meter, dan ketinggian dari permukaan laut 50 meter.

Gua ini ditemukan oleh seorang petani yang memiliki tanah di atas Gua tersebut yang Bernama Jayamenawi. Pada suatu ketika Jayamenawi sedang mengambil rumput, kemudian jatuh ke sebuah lobang, ternyata lobang itu adalah sebuah lobang ventilasi yang ada di langit-langit Gua tersebut. Lobang ini mempunyai garis tengah 4 meter dan tinggi dari tanah yang berada dibawahnya 24 meter.

Pada mulanya pintu-pintu Gua masih tertutup oleh tanah. Maka setelah tanah yang menutupi dibongkar dan dibuang, ketemulah pintu Gua yang sekarang untuk masuk. Karena di muka pintu Gua ada 2 pohon jati yang besar tumbuh sejajar, maka gua tersebut diberi nama Gua Jatijajar.

5.  Pantai Petanahan

Pantai petanahan merupakan pantai yang terdapat di kecamatan Petanahan atau sebelah selatan kota Kebumen. Pantai Petanahan yang indah ini terletak di tepi pantai Lautan Indonesia kira–kira 17 km ke arah selatan dari kota Kebumen. Objek wisata ini dapat dicapai dengan kendaraan umum atau pribadi dan biasa dikunjungi banyak wisatawan khususnya pada Hari Raya Idul Fitri, Idul Adha, Natal, dan Tahun Baru. Event yang sering dilaksanakan adalah Festival Layang-layang baik tingkat nasional maupun regional dan Lomba Pancing Ikan. Pesanggrahan Pandan Kuning merupakan bagian dari daya tarik pantai Petanahan karena ditempat inilah banyak wisatawan yang datang untuk berziarah dan menyepi.

Menurut para sesepuh, tokoh masyarakat dan buku legenda yang ditulis oleh Dinas Pariwisata setempat, pada sekitar tahun 1601, yakni pada masa pemerintahan Mataram yang Rajanya Sutawijaya, terlahirlah seorang gadis cantik dan jelita yang bernama Dewi Sulastri. Ia adalah anak dari seorang Bupati Pucang Kembar.  yang bernama Citro Kusumo. Oleh  ayahnya Sulastri telah dijodohkan dengan Joko Puring, Seorang Adipati di Bulupitu. Sayang, ia tak mau dijodohkan dengan lelaki pilihan ayahnya.

Namun ketika seorang anak Demang yang bernama Raden Sujono datang dan minta untuk bisa bekerja dengan ayah Sulastri, hati Sulastripun tertaut padanya.

Terjadilah cinta segitiga antara Joko Puring dan Raden Sujono yang sama-sama mencintai Dewi Sulastri. Cinta segitiga ini akhirnya berkembang menjadi huru-hara bagi Kabupaten Pucang Kembar. Namun dengan modal nekat  Raden Sujono berhasil mempersunting Dewi sulastri (yang kelak menggantikan kedudukan ayahnya di Kabupaten Pucang Kembar).

Prahara cinta ini tak berhenti sampai di sini, ketika suami Sulastri sedang menjalankan tugas negara memberantas berandal, atau preman-preman, Joko Puring berhasil menculik Sulastri hingga ke Pantai Karanggadung yang sekarang dikenal sebagai Pantai Petanahan.

Raden Sujono lalu mencari isterinya sehingga pertarungan antara dirinya dan Joko Puring tak bisa dihindari. Selama proses pertempuran itu, Sulastri diikat pada pohon pandan. Namun terjadi keajaiban pada pohon tersebut dimana pohon tersebut berubah menjadi Pandan Kuning dan nama tersebut digunakan untuk memberi nama tempat beristirahatnya Sulastri dan suaminya, setelah Joko Puring berhasil dikalahkan. Untuk selanjutnya, tempat peristirahatan itu menjadi tempat peristirahatan/pesanggrahan Loro Kidul. Hingga kini, tempat itu banyak dimanfaatkan orang  untuk semedi dan mengheningkan cipta.

Di tempat ini pula, setiap malam Jum’at Kliwon Bulan Syura diadakan upacara larungan. Upacara itu dimulai sejak siang hari sampai menjelang ayam berkokok.

6. Pantai Logending

Pantai Logending terletak 11 kilometer arah selatan Gua Jatijajar, tepatnya di Desa Ayah, Kecamatan Ayah.

Pantai Logending dilengkapi sarana berupa jembatan yang menjorok ke laut atau dermaga sepanjang 554 meter sehingga pengunjung bisa berjalan-jalan di jembatan itu seraya menikmati keindahan air laut.

Di obyek wisata ini terdapat bumi perkemahan dan kawasan hutan jati milik Perhutani yang menambah asri dan keindahan Pantai Logending.

Warga sekitar pantai biasanya menyiapkan puluhan perahu tradisional untuk  disewakan kepada pengunjung sebagai sarana rekreasi menikmati tepian Laut Selatan muara Sungai Bodo. Pengunjung juga dapat menikmati sea food di warung-warung atau belanja ikan segar.

7. Pantai Karangbolong

Pantai Karangbolong terletak lebih kurang 18 km arah selatan kota Gombong atau 39 km arah barat daya dari kota Kebumen. Pantainya merupakan pantai landai berpasir yang cukup luas, dibatasi oleh perbukitan yang disusun oleh batuan sedimen klastik asal gunung api. Pasirnya berwarna kelabu yang berukuran halus-kasar bersumber dari batuan-batuan tersebut. Sapuan ombak besar yang membentur dinding perbukitan menghasilkan energi yang cukup untuk mengikis, mengangkut, dan mengendapkan kembali butiran-butiran batuan. Derajat pelapukan yang tinggi di kawasan ini mempercepat proses abrasi. Singkapan breksi lahar yang berada di pinggir pantai mengalami pengikisan, menghasilkan bentukan abrasi yang lucu. Namun demikian, Pantai Karangbolong mempunyai potensi membentuk arus balik yang kuat, sehingga merupakan kawasan yang berbahaya untuk berenang. Selain pantainya, Karangbolong juga mempunyai sebuah gua bernama Gua Karangbolong, berupa lubang besar terbentuk pada lapisan breksi lahar yang terkekarkan. Gua Karangbolong ini berukuran panjang 30 m, lebar 10 m dan tinggi 5 m. Pembentukan gua Karangbolong dipengaruhi oleh peruntuhan yang terjadi di sepanjang batas bidang perlapisan antara breksi dengan batu pasir atau batu lempung. Lubang peruntuhan akan semakin besar karena lapisan batuan yang menggantung di atap lubang selalu runtuh akibat beratnya. Karena bukan gua batu gamping, maka di dalam gua Karangbolong tidak dijumpai ornamen.

Kawasan pantai Karangbolong terkenal dengan sarang burung waletnya yang merupakan komoditi andalan Pemerintah Daerah. Burung-burung kecil pemakan serangga itu tinggal di dalam lubang, ceruk, atau gua-gua breksi di sepanjang dinding terjal yang berbatasan langsung dengan laut. Sulitnya memvisualisasikan proses pengambilan sarang burung secara tradisional mendasari ide pembuatan miniatur cara pemanenan di atas gua Karangbolong. Pengambilan sarang burung yang dilakukan 4 kali dalam setahun didahului dengan serangkaian prosesi adat dan pertunjukan kesenian daerah.

Sarang burung walet adalah air liur burung walet yang kering yang bisa diolah menjadi makanan yang mempunyai sejuta manfaat untuk tubuh. Kata orang, burung walet atau apodidae memiliki sekitar 30 spesies. Walet pun mempunyai beberapa sayap yang menyempit dan runcing, serta ekor yang panjang, sehingga burung ini bisa menempel dan bergantung di dinding-dinding goa dan bisa membentuk sarang. Sarang burung walet yang terbentuk katanya sih mengandung protein, mineral dan juga sumber asam amino yang lengkap sehingga baik untuk dikonsumsi. Karena proses pengunduhannya cukup sulit, maka sarang burung walet dijual dengan harga tinggi, dimana angka penjualannya mencapai hingga 12 juta-20 juta/kg.

pengunduh sarang burung walet

Untuk dapat mengunjungi pantai Karangbolong, wisatawan dapat menempuh jalan aspal dengan nyaman dari arah kota Gombong ke selatan yang berjarak lebih kurang 18 km dengan waktu tempuh lebih kurang 30 menit menggunakan kendaraan bermotor pribadi. Angkutan umum yang melayani trayek Gombong-Karangbolong bolak-balik juga cukup tersedia. Selain dari arah kota Gombong, pantai ini juga dapat dilalui melalui jalur selatan Mirit-Buluspesantren-Petanahan-Puring. Dari Kecamatan Puring terus menuju ke barat lebih kurang 10 km. Mulai dari Kecamatan Puring, wisatawan dapat menyusuri jalan yang kanan kirinya berupa pagar daun pandan. Sesampainya di Desa Karangmangu terdapat sebuah jembatan megah di atas sungai Suwuk, yang menghubungkan dengan Desa Karangbolong. Bila wisatawan menggunakan akses perjalanan dari Puring ke arah barat, begitu masuk Desa Karangmangu langsung dapat menyaksikan pantai dan gua tiruan, sedangkan kalau melalui Gombong ke selatan, pertama kali masuk lokasi pantai Karangbolong wisatawan akan menyaksikan langsung sebuah patung pengunduh sarang burung yang gagah perkasa. Sebelah timurnya terlihat pesanggrahan Nyi Rorokidul. Baru setelah melewati pintu retribusi dan melalui perjalanan kurang lebih 300 meter wisatawan dapat langsung melihat pantai dan Gua Karangbolong Tiruannya. Dari bibir pantai terlihat dengan jelas pegunungan seribu yang menjorok sampai laut dan beberapa perahu nelayan terlihat dengan jelas di arah Samudera Hindia.

(berbagai sumber)

 
2 Komentar

Ditulis oleh pada Desember 28, 2011 inci Travelling

 

Hutan di tengah-tengah kota, hmm… nice place for walking

Hai guyz… apa kabarr? moga baik2 aja yah, ga kekurangan suatu apapun, terutama kekurangan duit… hehe… tapi kalo emang kurang, minjem aja dulu, masa ga ada yang ngasih… gimana kabar emak sama bapak? baik juga? Alhamdulillah… Apa? sedikit flu? yah mau gimana, emang cuacanya ga jelas juga, kadang ujan, kadang angin, kadang terik…………
Bicara soal cuaca, ternyata ada tempat yang lumayan adem loh untuk menghirup udara yang fresh… terutama di pagi hari, ga ngaruh deh mau cuaca panas/berangin/dingin tuh tempat teteeeep aja adem, soalnya, banyak pohon yang naungi kita kalo kita jalan2 ke sana… dan ajaibnya pohon-pohon itu letaknya ditengah-tengah kota yang hiruk pikuk, yaitu daerah Srengseng, Jakarta Barat. Nama tempatnya adalah Hutan Kota Srengseng, keren kan namanya? iya kan? iya kan? *maksa*

Hutan kota srengseng adalah tempat yang sengaja dibikin untuk penghijauan dan konservasi resapan air. Agar ruang terbuka yang hijau ditengah-tengah kota semakin banyak. Hutan kota ini terletak di Kelurahan Kelapa Dua, Kembangan, Jakarta Barat dengan luas area 15,3 hektar.

Hutan Kota Srengseng awalnya merupakan tempat pembuangan sampah Sanitari Landfill (sistem gali uruk) yang diresmikan Gubernur R.Suprapto tahun 1983. Namun prakteknya tidak gali uruk. Akibatnya penduduk sekitar harus menahan bau tak sedap sepanjang waktu. Jika musim panas, dan angin kencang berhembus, plasti-plastik kering berterbangan, mengotori permukiman.

Tahun 1993, LPA itu akhirnya ditutup. Namun residu sampah gak mungkin hilang gitu aja. Dinas Kehutanan Pemprov DKI mengundang pakar Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mengadakan studi banding ke Beijing dan Berlin yang memang sukses mengembangkan hutan kota.

Proyek besar-besaran dimulai tahun 1994, dengan menimbun seluruh sampah dengan tanah, menanam pohon di atasnya dan membangun sebuah danau buatan seluas 7.000 meter dengan pulau di tengahnya. Dua tahun setelah LPA itu ditutup tidak ada lagi bau busuk yang menyelimuti Srengseng.

Setidaknya terdapat lebih dari 60 jenis tanaman yang ditanam di sini (seperti rambutan irian, kayu manis, tanjung, pilang, buah nona, buni, saga, bambu kuning, bintaro, mahoni, asam ranji, jati Lampung, dadap merah), yang di dalamnya terdapat juga kebun bibit pohon, seluas 2,5 hektar yang ditanami kurang lebih 42 jenis pohon produktif dan beberapa jenis tanaman anggrek. Pilihan terhadap jenis pohon yang ditanam membuat burung-burung berdatangan. Penanaman buni, misalnya, dilakukan untuk mengundang berbagai jenis burung. Begitu pula dengan asam ranji , dan buah nona. Sedangkan pohon jati Lampung, dadap merah, dan bintaro, menciptakan kerimbunan.

O, ya seperti yang udah dibilang tadi, ada danau di tengah2 hutan, tapi sayangnya airnya kok keruh yah, hmm… Tapi denger2 sih, biar airnya keruh banyak ikan juga di sana, jadi  asik juga buat mancing.. hehe…

Selain danau, masih terdapat juga area bermain untuk anak-anak. So kalo kamu bingung mau jalan2 atau olahraga kemana, hutan kota srengseng bisa dijadikan tempat alternatif yang bisa kamu kunjungi, di sini ada jalan setapak untuk kamu bisa berlari-lari kecil (jogging) atau juga bersepeda. Atau kalau malas berolahraga, jalan-jalan sambil ngerumpi juga enak, lebih enak lagi kalo sambil ngemil (hehe, kalo yang ini emang doyanan gue), tapi jangan lupa ya, tetap jaga kebersihan, dengan tidak membuang sampah sembarangan.

O, ya, tempat ini bebas dikunjungi siapa saja tanpa dipungut biaya (gratis), kecuali kalo kamu bawa kendaraan, pastinya harus bayar parkir. Letak hutan kota srengseng adalah di jalan H. Kelik. Kamu mau olahraga pagi di sini? bareng yuukk… hehe…

Met jalan-jalan.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Maret 28, 2011 inci Travelling

 

Wisata Bogor

Jalan-jalan lagih… cihuuuii…. kali ini ke kota bogor… mariii…. sebenernya udah beberapa kali sih gue maen ke bogor, dari acara hang out ama temen sampe acara kondangan, sampe acara ngunjungin obyek2 wisata, sampe acara shopping, hehe. Tapi baru sempet nulis tentang bogor sekarang ^_^ Yang menarik dari Bogor tentu saja kota ini sejuk sekali, saking sejuknya,  ujan seneng mampir di mariii…. ups itu emang julukannya.. heuheu.. Bogor dijuluki kota hujan karena  secara geografis, bogor terletak di dataran yang cukup  tinggi dan mempunyai curah hujan yang tinggi yaitu sekitar 3000 s/d 4000 mm per tahun (gue yang ngitungin itu curah ujan, suer … hihihi lebay).

O, ya biarpun sering ujan, tapi bogor asik banget dijadikan tempat untuk jalan-jalan dan belanja loh, pan bisa pake payung kalo ujan turun mah, pokonya, ga perduli ujan turun, yang penting belanja jalan terus… *prinsip-hidup*

ada banyak obyek wisata di Bogor yang asik untuk dikunjungi…. jadi kalo lagi suntuk, maen2 aja ke mariih… di sini ada yang namanya kebun raya bogor (iya, yang terkenal ituh!), terus istana bogor, museum zoologi, situ gede, prasasti batu tulis, museum etnobotani, kawasan wisata gunung salak endah (GSE), curug nangka, curug luhur, kampung wisata tradisional cinangneng, goa gudawang, air panas ciseeng, batu tulis ciaruteun dan yang lainnya. Banyak kan? nah untuk menjelajahi berbagai tempat itu diperlukan waktu lebih dari sehari, jadinya emang harus bolak – balik ke mariii *iya, bolak-balik kayak setrikaan* … hehe

Tapi sebelum membahas tempat2 wisata tersebut, baiknya kita lihat dulu sekilas  sejarah  kota Bogor. Yuk ya yuk…

Arti nama Bogor dan Sejarah Kota Bogor

Bogor artinya adalah ‘tunggul kawung’, tapi juga bisa berarti ‘daging pohon kawung’ (yang biasa dijadikan sagu). Dalam bahasa Jawa “Bogor” berarti pohon kawung dan kata kerja “dibogor” berarti disadap. Dalam bahasa Jawa Kuno, “pabogoran” berarti kebun kaung. Dalam bahasa Sunda umum, menurut Coolsma, “Bogor” berarti “droogetapte kawoeng” (pohon enau yang telah habis disadap) atau “bladerlooze en taklooze boom” (pohon yang tak berdaun dan tak bercabang).

Kota Bogor mempunyai sejarah yang panjang dalam Pemerintahan, mengingat sejak zaman Kerajaan Pajajaran sesuai dengan bukti-bukti yang ada seperti Prasasti Batu Tulis,  terus bukti nama-nama kampung seperti  Lawanggintung, Lawang Saketeng, Jerokuta, Baranangsiang dan Leuwi Sipatahunan diyakini bahwa Pakuan sebagai Ibukota Pajajaran terletak di Kota Bogor.
Pakuan sebagai pusat Pemerintahan Pajajaran terkenal pada pemerintahan Prabu Siliwangi (Sri Baginda Maharaja) yang penobatanya tepat pada tanggal 3 Juni 1482, yang selanjutnya hari tersebut dijadikan hari jadi Bogor dan selalu diperingati setiap tahunnya sampai sekarang.

Namun sayangnya, catatan komplit tentang Pakuan hilang akibat penyerbuan tentara Banten ke Pajajaran. Namun sejarahnya bisa ditelurusi setelah datangnya rombongan ekspidisi orang-orang Belanda yang dipimpin oleh Scipio dan Riebeck pada tahun 1687, dimana mereka datang untuk melakukan penelitian mengenai Prasasti Batutulis dan situs-situs lainya.

Pada tahun 1745 Gubernur Jendral Hindia Belanda pada waktu itu,  BaroVan n Inhoff membangun Istana Bogor, seiring dengan pembangunan jalan Raya Daendless yang menghubungkan Batavia dengan Bogor, sehingga keadaan Bogor mulai bekembang.

Tokoh lain yang cukup berperan penting dalam mengembangkan kota Bogor adalah Thomas Rafless, Gubernur Jenderal Inggris, dimana Istana Bogor direnovasi dan sebagian tanahnya dijadikan Kebun Raya (Botanical Garden). Rafless lalu mempekerjakan seorang Planner yang bernama Carsens yang menata Bogor menjadi kota peristirahatan yang  cantik yang dikenal dengan nama Boeitenzorg.

Tempat peristirahatan tersebut pastinya dibangun untuk kepentingan orang-orang Belanda dan orang-orang Eropa.

Pada tahun 1922 sebagai akibat dari ketidakpuasan terhadap peran desentralisasi yang ada maka terbentuklah Bestuursher Voorings Ordonantie atau Undang-undang perubahan tata Pemerintahan Negeri Hindia Belanda, sehinga pada tahun 1992 terbentuklah Regentschaps Ordonantie (Ordonantie Kabupaten) yang membuat ketentuan-ketentuan daerah Otonomi Kabupaten.

Propinsi Jawa Barat dibentuk pada tahun 1925  yang terdiri dari 5 keresidenan, 18 Kabupaten (Regentscape) dan Kotapraja (Staads Gemeente), dimana Boeitenzorg (Bogor) salah satu Staads Gemeente di Propinsi Jawa Barat di bentuk berdasarkan Desentralisasi Modern, dimana kedudukan Bugermeester menjadi jelas.

Pada masa pendudukan Jepang kedudukan pemerintahan di Kota Bogor menjadi lemah karena pemerintahan dipusatkan pada tingkat keresidenan. Pada masa ini nama-nama lembaga pemerintahan berubah namanya yaitu: Keresidenan menjadi Syoeoe, Kabupaten/Regenschaps menjadi ken, Kota/Staads Gemeente menjadi Si, Kewedanaan /Distrik menjadi Gun, Kecamatan/Under Districk menjadi Soe dan desa menjadi Koe.

Pada masa setelah kemerdekaan, yaitu setelah pengakuan kedaulatan RI, pemerintahan di Kota Bogor namanya menjadi Kota Besar Bogor yang dibentuk berdasarkan Undang-undang  Nomor 16 Tahun 1950. Selanjutnya pada tahun 1957 nama pemerintahan berubah menjadi Kota Praja Bogor, sesuai dengan Undang-undang Nomor. 1 Tahun 1957, kemudian dengan Undang-undang Nomor 18 tahun 1965 dan Undang-undang No. 5 Tahun 1974 berubah kembali menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor. Dengan diberlakukanya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor dirubah menjadi Kota Bogor.

Obyek Wisata Di Kota Bogor

1. Kebun raya bogor

Kebun Raya Bogor pada mulanya merupakan bagian dari ‘samida’ (hutan buatan atau taman buatan) yang paling tidak telah ada pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513) dari Kerajaan Pajajaran, sebagaimana tertulis dalam prasasti Batutulis.  Hutan buatan itu ditujukan untuk keperluan menjaga kelestarian lingkungan sebagai tempat memelihara benih benih kayu yang langka. Di samping samida itu dibuat pula samida yang serupa di perbatasan Cianjur dengan Bogor (Hutan Ciung Wanara).

Pada awal 1800-an Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang mendiami Istana Bogor dan memiliki minat besar dalam botani, tertarik mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi sebuah kebun yang cantik. Dengan bantuan para ahli botani, W. Kent, yang ikut membangun London’s Kew Garden, Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik.

Ide pendirian Kebun Raya bermula dari seorang ahli biologi yaitu Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt yang menulis surat kepada Komisaris Jenderal G.S.G.P. van der Capellen. Dalam surat itu terungkap keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun-kebun yang lain.

Prof. Reinwardt adalah seorang berkebangsaan Jerman yang berpindah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia lalu diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan. Ia memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg (dari bahasa Belanda yang berarti “tidak perlu khawatir”). Reinwardt juga menjadi perintis di bidang pembuatan herbarium. Ia kemudian dikenal sebagai seorang pendiri Herbarium Bogoriense.

Pada  18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Van Der Capellen secara resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama s’Lands Plantentuinte Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt sendiri, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent (dari Kebun Botani Kewyang terkenal di kota Richmond, Inggris). Sekitar 47 hektar tanah di sekitar Istana Bogor dan bekas samida dijadikan lahan pertama untuk kebun botani. Reinwardt menjadi pengarah pertamanya dari 1817 sampai 1822. Kesempatan ini digunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari bagian lain Nusantara. Dengan segera Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan sekitar 900 tanaman hidup ditanam di kebun tersebut.

Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh di kebun. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies)  tanaman. Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tetapi kemudian dirintis lagi oleh Johanes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal Van den Bosch. Dengan dibantu oleh Hasskarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia).

Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Scheffer pada tahun 1867 menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr. Melchior Treub.

Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884) dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).

Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor.

Kebun Raya Bogor selalu mengalami perkembangan yang berarti di bawah kepemimpinan Dr. C. L. Blume (1822), J.E. Teysmann dan Dr. Hasskarl (jaman Gubernur Jenderal Van den Bosch), J. E. Teysmann dan Simon Binnendijk, Dr. R.H.C.C. Scheffer (1867), Prof. Dr. Melchior Treub (1881), Dr. Koningsberger (1904), Van den Hornett (1904), dan Prof. Ir. Kustono Setijowirjo (1949), yang merupakan orang Indonesia pertama yang menjabat suatu pimpin lembaga penelitian yang bertaraf internasional.

2. Istana Bogor

Berawal dari keinginan orang – orang Belanda yang bekerja di Batavia (Jakarta) untuk mencari tempat peristirahatan secara Batavia terlalu panas dan ramai, maka dibangunlah istana Bogor.

Gubernur Jendral Belanda G.W. Baron van Imhoff, ikut melakukan pencarian lookasi dan berhasil menemukan sebuah tempat strategis di sebuah kampung yang bernama Kampong Baroe, pada tanggal 10 Agustus 1744.

Setahun kemudian, yaitu pada tahun 1745 Gubernur Jendral van Imhoff (1745 – 1750) memerintahkan pembangunan atas tempat pilihannya itu sebuah pesanggrahan yang diberi nama Buitenzorg, (artinya bebas masalah/kesulitan). Dia sendiri yang membuat sketsa bangunannya dengan mencontoh Blenheim Palace, kediaman Duke of Malborough, dekat kota Oxford di Inggris. Proses pembangunan gedung itu dilanjutkan oleh Gubernur Jendral yang memerintah selanjutnya yaitu Gubernur Jendral Jacob Mossel.

Dalam perjalanan sejarahnya, istana Bogor sempat mengalami rusak berat sebagai akibat serangan rakyat Banten yang anti Kompeni, di bawah pimpinan Kiai Tapa dan Ratu Bagus Buang, yang disebut Perang Banten (1750 – 1754).

Pada masa Gubernur Jendral Willem Daendels (1808-1811), pesanggrahan tersebut diperluas dengan memberikan penambahan baik ke sebelah kiri gedung maupun sebelah kanannya. Gedung induknya dijadikan dua tingkat. Halamannya yang luas juga dipercantik dengan mendatangkan enam pasang rusa tutul dari perbatasan India dan Nepal.

Kemudian pada masa pemerintahan Gubernur Jendal Baron van der Capellen (1817 – 1826), dilakukan perubahan besar – besaran. Sebuah menara di tengah – tengah gedung induk didirikan sehingga istana semakin megah, Sedangkan lahan di sekeliling istana dijadikan Kebun Raya yang peresmiannya dilakukan pada tanggal 18 Mei 1817.
Gedung ini kembali mengalami kerusakan berat, ketika terjadi gempa bumi pada 10 oktober 1834.

Ketika Gubernur Jendral Albertus Yacob Duijmayer van Twist (1851 – 1856) berkuasa, bangunan lama sisa gempa dirubuhkan sama sekali. Kemudian dengan mengambil arsitektur eropa Abad IX, bangunan baru satu tingkat didirikan. Perubahan lainnya adalah dengan menambah dua buah jembatan penghubung Gedung Induk dan Gedung Sayap Kanan serta Sayap Kiri yang dibuat dari kayu berbentuk lengkung. Bangunan istana baru terwujud secara utuh pada masa kekuasaan Gubernur Jendral Charles Ferdinand Pahud de Montager (1856 – 1861). Selanjutnya tepatnya tahun 1870, Istana Buitenzorg ditetapkan sebagai kediaman resmi para Gubernur Jendral Belanda.

Akhir perang dunia II, Jepang menyerah kepada tentara Sekutu, kemudian Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Barisan Keamanan Rakyat (BKR) sempat menduduki Istana Buitenzorg untuk mengibarkan bendera merah putih. Istana Buitenzourg yang namanya kini menjadi Istana Kepresidenan Bogor diserahkan kembali kepada pemerintah republik ini pada akhir tahun 1949. Setelah masa kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia pada bulan Januari 1950.

Kepustakaan dan Benda Seni

Istana Kepresidenan Bogor mempunyai koleksi buku sebanyak 3.205 buah yang daftarnya tersedia di kepustakaan istana. Istana ini menyimpan banyak benda seni, baik yang berupa lukisan, patung, serta keramik dan benda seni lainnya. Hingga kini lukisan yang terdapat di istana ini adalah 448 buah, dimana judul/nama lukisan itu, pelukisnya, tahun dilukisnya, tersedia dalam bentuk daftar sehingga memudahkan siapa saja yang ingin memperoleh informasi tentang lukisan tersebut. Begitu pula halnya dengan patung dengan aneka bahan bakunya. Di istana ini terdapat patung sebanyak 216 buah.

Di samping lukisan dan patung, Istana Bogor juga mengoleksi keramik sebanyak 196 buah. Semua itu tersimpan di museum istana, di samping yang dipakai sebagai pemajang di setiap ruang/bangunan istana.

3. Museum Zoologi

Museum zoologi Bogor adalah sebuah bangunan museum yang didirikan pada bulan Agustus 1894 oleh Dr. J.C. Koningsberger yang bertujuan untuk mengumpulkan fauna atau berbagai binatang yang di awetkan. Terletak di  Jalan Ir. H. Juanda No. 9, Bogor, Jawa Barat dengan luas ruang 1.500m2.

Hingga kini, museum ini setidaknya sudah mengumpulkan hampir 2.000 jenis binatang. Koleksi binatang-binatang yang sudah diawetkan di museum zoologi ini terdiri dari berbagai macam binatang yang ada di Indonesia, selain itu juga terdapat kerangka ikan paus biru (Balanoptera musculus) yang terbesar di Indonesia.

Kamu akan berdecak kagum dengan koleksi berbagai macam spesies. Diantaranya  650 jenis binatang mamalia (menyusui), 1100 jenis burung yang berasal berbagai wilayah di Indonesia, 600 jenis reptil dan ikan, moluska yang terdiri dari 2300 jenis, 10.000 jenis serangga serta 700 jenis invertebrate lainnya.

Selain menampilkan koleksi fauna yang diawetkan, museum ini juga menjadi sebuah lembaga besar yang meliputi penelitian zoology. Bahkan sejak Agustus 1997 museum yang dibawah naungan Pusat Penelitian Biologi-LIPI ini sudah memiliki Gedung Widyasatwaloka di Cibinong, yang merupakan gedung untuk penelitian satwa.

Saat ini Museum Zoologi sering dikunjungi oleh kalangan sekolah dan umum, karena apa yang ditampilkan dalam museum ini memiliki nilai pengetahuan yang berguna.

4. Situ Gede

Kawasan Situ Gede merupakan suatu kawasan yang masih bernuansa alam pedesaan. Disana selain kamu bisa menemukan danau yang berair tenang, kamu juga bisa nemuin pepohonan yang rindang. Yang punya hobi wisata air, jangan takut, kamu bisa  melakukan hobi kamu di sini kayak naik perahu dan lainnya.

Situ gede (danau gede) terletak  di desa Situ Gede Kecamatan Bogor Barat atau dekat dengan Lembaga Penelitian Hutan Tropis (CIFOR). Untuk mencapai situ gede, dari terminal Baranangsiang Bogor, kamu  cukup naik angkot jurusan Bubulak/Laladon, disambung dengan angkot Jurusan Sindang Barang Jero (SBJ).

Kawasan Situ Gede sangat tepat dijadikan obyek wisata alam karena tempatnya yang masih alami. Pada setiap akhir pekan banyak pengunjung yang sengaja berolahraga bersepeda sekaligus menikmati pemandangan danau dan hutan di marii. Jadi tunggu apa lagi, luangkan waktumu dan kunjungi tempat yang asik inih, hehe…

5. Prasasti Batu Tulis

Prasasti batu tulis adalah suatu situs yang terletak di desa Batu Tulis, Sukasari Bogor. Situs tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Pajajaran. Prasasti dibuat pada tahun 1533M (1455 Saka) oleh Raja Surawisesa (1521-1535M) yang merupakan penerus Kerajaan Padjajaran. Tujuan pembuatan prasasti ini adalah untuk mengenang kebesaran ayahandanya, yaitu Sri Baduga Maharaja atau yang lebih dikenal sebagai Prabu Siliwangi yang memerintah Kerajaan Padjajaran tahun 1482-1521M atau 1404-1443 Saka.

Komplek Prasasti Batu tulis memiliki luas 17 X 15 m. Batu Prasasti berupa sebuah batu trasit berwar­na hitam, berbentuk kerucut dengan puncak terpancung dan kakinya berlekuk-Iekuk. Ukuran tinggi 151 cm, lebar bagian dasar 145 cm, dan tebalnya antara 12 – 14 cm. Pada batu ini berukir kalimat-kalimat dengan huruf Sun­da kawi. Besar aksara itu sendiri kurang lebih 3 x 3 cm, berwarna keputihan.

Kalimat prasasti berbunyi:

Wangna pun ini sakakala, prebu ratu purane pun, diwastu diya wingaran prebu guru dewataprana di wastu diya wingaran sri baduga maharaja ratu hajj di pakwan pajajaran seri sang ratu dewata pun ya nu nyusuk na pakwan diva anak rahyang dewa niskala sa(ng) sida mokta dimguna tiga i(n) cu rahyang niskala-niskala wastu ka(n) cana sa(ng) sida mokta ka nusalarang, ya siya ni nyiyan sakakala gugunungan ngabalay nyiyan samida, nyiyanl sa(ng)h yang talaga rena mahawijaya, ya siya, o o i saka, panca pandawa e(m) ban bumi  00.

Artinya :

Semoga selamat, ini tanda peringatan (untuk) Prabu Ratu almarhum Dinobatkan dia dengan nama Prabu Guru Dewataprana, dinobatkan (Iagi) dia dengan nama Sri Baduga Maharaja Ratu Aji di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata. Dialah yang membuat parit (pertahanan) Pakuan.

Dia putera Rahiyang Dewa Niskala yang dipusarakan di Gunatiga, cucu Rahiyang Niskala Wastu Kencana yang dipusarakan ke Nusa Larang. Dialah yang membuat tanda peringatan berupa gunung-gunungan, membuat undakan untuk hutan Samida, membuat Sahiyang Telaga Rena Mahawijaya (dibuat) dalam Saka 1455.

Di komplek Prasasti juga dijumpai antara lain Batu Tapak (bekas telapak kaki Prabu Surawisesa), meja batu bekas tempat sesajen pada setiap perayaan, batu bekas sandaran tahta bagi raja yang dilantik, batu lingga dan lima buah tonggak batu yang merupakan punakawan (pengiring-penjaga-emban) dari batu lingga. Batu lingga ini adalah bekas tongkat pusaka kera­jaan Pajajaran yang melambangkan kesuburan dan kekuatan. Sekitar 200 meter dari komplek Prasasti, yaitu di daerah Panaisan yang merupakan bekas alun-alun kerajaan Pa­jajaran juga dapat ditemui 4 buah area batu.

Keempat area tersebut adalah patung Purwakali, Gelak Nyawang, Kidang Pinanjung dan Layung Jambul yang kanan masing-masing adalah Mahaguru, pengawal, dan pengasuh Prabu Siliwangi. Sayangnya sekarang patung batu ini sudah tiada kepalanya. Dicuri orang yang tidak menghargai warisan budaya bangsa.

Kekuatan dan keagungan Prabu Siliwangi dipercaya bersemayam di dalam Batu Tulis sehingga memberikan perlindungan pada negara dari serangan musuh dan memberi kekuatan pada Raja yang memerintah. Kekuatan yang dimaksud adalah kekuatan batin Prabu Siliwangi bersama para raja-raja terdahulu yang terus menaungi dan melindungi kerajaan dengan energi cinta dan  kasih.

6. Museum Etnobotani

Museum Etnobotani adalah sebuah museum yang menggabungkan antara ilmu botani dan berbagai karya budaya etnik Indonesia. Museum ini terletak di jl. Ir. H. Juanda No. 22-24 Bogor.

Pengertian Etnobotani

Istilah Etnobotani diperkenalkan di Indonesia sekitar tahun 1895 oleh seorang Antropologi Amerika bernama Harshberger yang mencakup pengetahuan tentang jenis-jenis tumbuhan yang digunakan sebagai bahan makanan, pakaian, bangunan, pekakas, obat-obatan dan sesaji dalam upacara adat dan lain-lain. Etnobotani secara etimologi berasal dari kata “etno” yang berarti bangsa dan “botani” ilmu yang mempelajari tumbuh-tumbuhan. Jadi, Etnobotani adalah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara tumbuh-tumbuhan yang dimanfaatkan oleh suku/bangsa tertentu atau penduduk asli untuk kepentingan hidup sehari-hari.

Sejarah Singkat Museum Etnobotani Indonesia

Gagasan untuk mendirikan Museum Etnobotani (MEI) mula-mula dicetuskan oleh Prof. Sarwono Prawirohardjo, yang ketika itu menjabat sebagai Ketua Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia (MIPI) sekarang Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), bertepatan dengan peletakan batu pertama pembangunan Herbarium Bogoriense pada tahun 1962. Gagasan tersebut dimantapkan kembali ketika Dr. Setiaji Sastrapraja yang menjabat sebagai Direktur Lembaga Biologi Nasional (LBN) pada tahun 1975 mengadakan pertemuan dengan para tokoh permuseuman, ahli ilmu sosial, kemasrakatan dan antrofologi serta pakar-pakar botani.
Koleksi aretefakta dikumpulkan dari berbagai daerah di Indonesia oleh para peneliti yang khususnya dari Lembaga Biologi Nasional atau Puslit Biologi sekarang. Setelah melalui proses yang panjang, Museum Etnobotani terwujud dan diresmikan oleh Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie pada tanggal 18 Mei 1982 yang bertepatan dengan hari ulang tahun Kebun Raya Indonesia di Bogor yang ke 165.

Lokasi ruang pameran sebelum diisi dengan koleksi/artefak sekarang adalah ruangan koleksi batu mineral yang sekarang berada di Museum Geologi Bandung. Letak ruang pameran Museum Etnobotani Indonesia berada di Lantai Dasar Gedung Herbarium Bogoriense atau Bidang Botani Puslit Biologi sekarang. Lokasi cukup strategis karena berada di tengah kota Bogor dan berdekatan dengan Kebun Raya Indonesia Bogor. Hingga sekarang obyek wisata ilmiah Museum Etnobotani Indonesia ini dikelola oleh Pusat Penelitian Biologi LIPI Bogor.
Museum Etnobotani Indonesia merupakan salah satu obyek wisata ilmiah, karena didalamnya memberikan informasi pengetahuan tentang bagaimana tumbuhan atau sumber daya nabati terdapat hubungan/kaitan dengan suku-suku bangsa di Indonesia terutama untuk pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari.

 
2 Komentar

Ditulis oleh pada Februari 6, 2011 inci Travelling

 

menikmati hembusan angin pantai anyer…

haii all.. apa kabar.. udah hari minggu ajah… punya rencana pergi ga di hari minggu yang cerah ini?! ga punya?! ga apa-apa.. tidur aja lagiii.. ups, maksud gue.. kalo ga punya acara, coba deh jalan2 ke pesisir selat sunda yang terletak di sebelah barat pulau jawa, tepatnya pesisir pantai  Anyer, pasti seru.. bagi kamu yang lagi stress, kalo jalan2 ke sana, dijamin stressnya ga bakalan ilang, hehe, tapi paling engga, engga nambah juga (moga2). Buat yang lagi bete, betenya juga ga akan ilang, cuma berkurang dikit ajah (moga2) ^_^… trus apa manfaatnya dunk?! yah, paling engga kamu bisa mendapat udara segar di sana, tidak seperti di Jakarta yang full oleh polusi… kamu bisa mendapatkan udara segar dan angin yang banyak di sana .. heuheu secara di daerah tepian pantai, anginnya emang kencang gila… jadi bener2 tempat yang enak untuk refreshing.. (dan nyari angin)

Gimana cara mencapai pantai anyer?

Wilayah Anyer bisa dicapai antara lain dari Cilegon Barat dan Cilegon Timur. Kalo dari Jakarta, arah ke anyer ditempuh kurang lebih 2 sampe 2,5 jam perjalanan via tol Jakarta-Merak. Terus kamu keluar dari tol di pintu tol Cilegon Barat, terus masuk wilayah industri  Krakatau Steel dan pabrik2 lainnya. Nah dari sini jarak ke pantai Anyer kurang lebih 17 km. O, ya di sepanjang jalan yang di kiri kanan jalan terdapat pabrik ini, jalannya termasuk jelek, kalo ga mau dibilang parah, karna banyak banget jalan berlubang yang mesti diwaspadai, blum lagi debu yang tebal kalo cuaca sedang panas.. tapiii.. melewati wilayah tersebut dan mulai masuk ke pesisir pantai Anyer (yang dipenuhi hotel dan cottage) debu mulai menghilang dan jalanan udah mulus lagi.

Rekreasi Umum  Di Wilayah Anyer

Setidaknya ada tujuh tempat yang bisa kamu kunjungi di pesisir Anyer ini yang tidak memerlukan biaya terlalu banyak. Kamu hanya perlu ngeluarin uang Rp. 5000 sampe Rp. 10.000 untuk mengunjungi tempat yang notabene menjadi tempat rekreasi umum tersebut. Adapun tempat-tempat tersebut adalah Pantai Karang Bolong, Pantai Karang Kitri, Pantai Pasir Putih Anyer, Pantai Cibeureum, Pantai Bandulu, Pantai Karang Surega dan Pantai Batu Deung.

Pesisir pantai Anyer yang terletak 160 km arah Barat Jakarta ini ternyata menyajikan pemandangan laut yang lumayan indah. Dan karena letaknya menghadap ke arah Barat, jadi  pastinya menyediakan panorama sunset yang keren. Bila sedang tidak mendung atau hujan, kamu dapat menikmati sunset itu.

O, ya selain rekreasi umum tersebut, di sepanjang jl. Raya Anyer kamu bisa menghabiskan week-end kamu di cottage atau hotel2 yang banyak terdapat di sepanjang jalan, yang pastinya bersentuhan langsung dengan pantai. Harga cukup variatif dan bersaing yang ditawarkan oleh hotel/cottage tersebut, yang pastinya sesuai dengan fasilitas masing-masing. Sementara untuk olahraga air seperti jetski dan banana boat juga harga yang ditawarkan variatif, tapi untuk banana boat uang yang perlu kamu keluarkan kurang lebih Rp. 150.000 untuk sekali sewa untuk lima orang.

Oleh-Oleh

Makanan khas wilayah Anyer pastinya ga jauh dari masakan laut. Jadi untuk makanan khas kamu bisa mencoba berbagai aneka masakan laut yang banyak ditawarkan di resto2 di sana, yang pastinya yummy. Untuk oleh2 beragam, dari mulai ikan, udang, emping, kerang, bahkan buah2an seperti pisang dan durian banyak dijajakan di sana. Harganya variatif tergantung kamu pinter nawar atau engga.. hehe..

Karang Bolong dan Rawadanau

Karang Bolong adalah salah satu tempat yang bisa dijadikan alternatif tempat untuk menghabiskan liburan kamu. Di Karang Bolong kamu bisa menemukan  gugusan karang besar yang berlubang di bagian bawahnya. Karang itu membentuk goa yang berlatar pantai lepas. Di sekitar lokasi Karang Bolong ini juga terdapat pasar suvenir dan oleh-oleh. Salah satu suvenir yang bisa kamu bawa pulang adalah perhiasan berupa gelang, kalung atau cincin yang terbuat dari kerang atau yang terbuat dari ornamen laut lainnya.

Sementara itu, lokasi Rawadanau berada di jalur alternatif Serang-Padarincang-Mancak-Cinangka-Anyer. Rawadanau adalah situs rawa purba seluas 2.500 hektar yang berada di pegunungan.

Kunjungan ke Pantai Anyer akan semakin seru  jika kamu menyempatkan diri juga datang ke Pos Pemantauan Gunung Anak Karakatau di Pasauran, sekitar sepuluh kilometer dari Karang Bolong. Selain bisa melihat Gunung Anak Krakatau dari titik terdekat, di tempat itu ada petugas yang bersedia menjelaskan seputar Gunung Anak Krakatau. Met berlibur.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Oktober 17, 2010 inci Travelling

 

Hunting Sunset Di Kepulauan Seribu

Hai smuanyah… apa kabar…. moga weekendnya menyenangkan….. bicara soal weekend, biasanya ga jauh dari acara refreshing…. dan bicara soal refreshing…. ada loh tempat refreshing yang asik kita kunjungi, dimanaaaah?!……… heuheu… pastinya di sekitar kamu… dan  salah satunya adalah Kepulauan Seribu.  Suer loh, ini ga lebay, gue bangga punya negri yang cantik seperti Indonesia yang terdiri dari banyak pulau yang cantik2…. (ups, moga ini ga terkesan seperti promosi yah… hihihi…), oke deh, mu tau acara jalan2 gue di Kepulauan Seribu?!!!… yuk marii kita buka catatan perjalanan gue…….tapi sebelum itu kita cari tau dulu tentang kepulauan seribu.

Tentang Kepulauan Seribu

Kepulauan Seribu merupakan bagian wilayah DKI Jakarta yang berada di sebelah utara Jakarta. Terdiri dari untaian pulau, yang rata2 mempunyai panorama alam yang indah. Kepulauan Seribu adalah sebuah kabupaten yang masuk dalam wilayah provinsi DKI Jakarta. Luas yang dimiliki kepulauan seribu sekitar 869, 61 km2.

Di sebelah Utara dan Barat, kepulauan seribu berbatasan dengan Laut Jawa dan Selat Sunda sementara di sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa. Di Bagian Selatan, berbatasan dengan Kecamatan Cengkareng, Penjaringan, Pademangan, Tanjung Priok, Koja, Cilincing dan Tangerang (Banten).

Secara administratif, kep. Seribu terbagi dalam dua wilayah kecamatan, 6 kelurahan dan 110 pulau.

Nama2 pulau di kep. Seribu, di antaranya :  Pulau Bidadari, Pulau Onrust, Pulau Sepa, Pulau Untung Jawa, Pulau Rambut, Pulau Pramuka, Pulau Panggang, Pulau Air, Pulau Semak Daun, Pulau Keramba Bandeng (Nusa Keramba),  Pulau Sub Colar, Pulau Kuburan Cina (tapi jangan salah, ga ada kuburan di mariii, itu yang ngasih nama iseng apah? Hehe), Pulau Peteloran Barat, Pulau Penjaliran Timur, Pulau Belanda, Pulau Kayu Angin, Pulau Bira, Pulau Tidung, Pulau Kelapa, dll.

Nah, dari pulau-pulau yang ada di Kepulauan Seribu, gue cuma sempet dateng ke Pulau Pramuka, Pulau Air, Pulau Semak Daun, Perairan Pulau Sub Colar dan Pulau Keramba Bandeng….. secara gue cuma punya waktu seharian… kalo mu ngunjungi semua pulau yang ada, perlu waktu seminggu kali yah, ato jadi nelayan aja sekalian… hihihi.. kidding…

Tapiii… tau ga seh, gue dapet sunset di sana….. indah banged… thx God, alam lagi bersahabat  sama gue…. walo gue mengabadikan sunset itu dari digcam dan kamera hape gue, tapi hasilnya lumayan oke-lah…. (setujukan hasilnya oke?!)

Oke, daripada panjang kali lebar sama dengan luas,  ini dia catatan perjalanan gue selengkapnya :

Pagi, jam 6an sampe jam 7an

Gue dalam perjalanan menuju Muara Angke. Karna rumah gue di Slipi, gue perlu waktu kurang lebih setengah jam-an menuju Muara Angke. Tapi itu juga karna masih pagi2 buta dan jalanan ga macet…. Ga tau deh kalo macet perlu waktu berapa lama.

Muara Angke adalah salah satu dermaga yang bisa mengantar kita ke kepulauan seribu. Di sana selain banyak perahu, (hehe..pastinya) banyak juga pedagang ikan.  Muara Angke emang  terkenal sebagai tempat lelang ikan. Semua hasil tangkapan nelayan biasanya, blek, di jual di marii. Muara Angke masuk ke dalam Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Letak Muara Angke berdekatan dengan Muara Karang, suatu tempat yang banyak banged terdapat resto seafood-nya.

O, ya selain terkenal sebagai tempat pelelangan ikan , di Muara Angke juga terdapat Suaka Margasatwa, suatu kawasan hutan bakau seluas 25,02 hektar yang dihuni tak kurang dari 90 spesies burung. Muara Angke merupakan bagian dari hutan bakau terakhir yang tersisa di provinsi DKI Jakarta.

Dari Muara Angke, kamu bisa mencapai Pulau Pramuka dengan naik kapal penumpang dengan membayar ongkos Rp. 30.000, dengan lama perjalanan kurang lebih 3 jam.

Selain dari Muara Angke, tempat-tempat yang bisa kamu gunakan untuk mencapai kepulauan seribu adalah :

  1. Tanjung Pasir di Tangerang (Banten), perahu yang berangkat adalah menuju Pulau Untung Jawa, ongkos relative murah. Pulau Untung Jawa, terkenal dengan kripik sukunnya, jadi kalo kamu mampir ke sana jangan lupa beli sukun yah….
  2. Dari Jakarta utara, kamu bisa pergi ke dermaga Marina (Ancol), kamu bisa naik kapal wisata (speedboat) menuju Pulau Pramuka, dengan ongkos kurang lebih Rp. 350.000 (tapi ini sifatnya biasanya sesuai permintaan, jadi kamu harus pesen boat dulu kalo mu pergi, ato engga nanya apa ada boat yang pergi ke sana sehingga kamu bisa ikutan pergi). Karena ongkos naik speedboat lebih mahal di banding kapal tradisional di Muara Angke tadi, maka lama perjalanan pastinya lebih cepat, yaitu selama kurang lebih 1,5 jam sajah.
  3. Dari Dermaga 21, masih di wilayah Ancol, kamu bisa naik kapal cepat lumba2 trans Jakarta dengan ongkos lebih mahal dari Muara Angke, tapi lebih murah dari naik speedboat. Jadi pertanyaannya, berapakah ongkosnya?!… hehe… maap, ini bukan tebak2an, tapi gue emang kurang tau ongkosnya berapa (perkiraan sih sekitar Rp. 50.000an). Masih di Dermaga 21, kamu juga bisa naik kapal ferry yang harganya murah meriah. Kapal ferry ini cuma ada satu kali dalam sehari, dengan waktu tempuh kurang lebih 3,5 jam ke Pulau Pramuka.
  4. Dari Tanjung Priok ada transportasi laut menuju ke Pulau Panggang …………….. tapiii adanya dua kali dalam seminggu…. Jadi rada2 lama kali yah nunggunya…. Kalo kamu nungguin kapal itu berangkat, bisa habis masa liburan kamu, hihihi…mending cari yang cepet ajah..… O ya,  setiap hari sabtu juga diadain perjalanan laut dengan menggunakan jet foil, dengan lama perjalanan kurang lebih  1 jam (but again, ini juga sesuai pesanan).

Jam 7an

Kapal berangkat sebenarnya harusnya jam tujuh pas, tapi you knowlah… budaya ngaret udah mewabah… so kapal akhirnya berangkat kurang lebih jam tujuh lewat sembilan belasan. Kapal yang gue tumpangi adalah kapal kayu yang terdiri dari dua tingkat… gue milih duduk di atas, secara lebih asik liat2 pemandangan…. Jumlah penumpang, lumayan banyaklah…. tapi maap, ga  gue itungin, secara selain masih ngantuk, gue takut disangka kurang kerjaan… hihihi… tapi yang gue inget ada beberapa turis di sana, ada yang dari Jepang, dan pastinya banyak juga turis lokal, …. bawaan mereka, bujug, dah siap tempur ajah sama….. aer…

Pulau Untung Jawa

Di tengah perjalanan banyak kejadian lucu. Noraknya orang yang jarang liat aer sama yang sering liat aer kayak nelayan emang kentara di sini. Ngeliat burung laut yang terbang di atas aer ajah gue dah seneng, trus ngeliat banyak ikan berenang secara bergerombol udah kagum….. pliz deh…. (sementara nelayan kalo liat itu semua dah amat sangat bosen kali yah….hahahaha)

Di tengah perjalanan, kapal sempat berhenti sebentar secara penyedot airnya tersangkut sampah. Kata awak kapalnya, kejadian ini udah sering terjadi, secara masih banyak sampah dibuang ke teluk Jakarta. WHAT?!…. lautku sayang, lautku malang….. wooiiii yang suka buang sampah sembarangan ke laut, insap napah….

Jam 10an kurang dikit

Dermaga Pulau Pramuka

Dermaga Pulau Pramuka

Finally, nyampe juga di pulau Pramuka…. horeee…. Untung gue ga ngalamin boatleg… hihihi… (istilah baru?! *turungtungtung*).

Pulau Pramuka adalah salah satu pulau dengan jumlah penduduk yang lumayan banyak. Mayoritas penduduknya beragama islam. Pulau Pramuka masuk ke dalam wilayah Pulau Panggang, yang berjarak kurang lebih 1 km dari Pulau Pramuka. Berbeda dengan Pulau Panggang yang terkesan lebih gersang, di pulau Pramuka terlihat lebih asri dengan pohon bakau dimana-mana. Pulau Pramuka masuk ke zona pemanfaatan tradisional TNLKS (Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu) dimana penduduknya boleh menangkap ikan dengan alat tradisional seperti jaring dan pancing (pake tangan langsung juga boleh kalo bisa….hihihi…).

Luas dari Pulau Pramuka kurang lebih 10 hektar. Walaupun padat penduduk, penataan pemukiman di pulau ini tergolong rapi.

Di pulau ini terdapat juga sebuah masjid yang lumayan besar yang bernama masjid  Al-Ma’Muriyah, tempat di mana penduduk pulau pramuka yang mayoritas beragama muslim  beribadah.

O, ya yang menarik dari Pulau Pramuka adalah kamu  bisa nemuin penangkaran penyu sisik (eretmochelys imbricate). Penangkaran penyu ini dirintis sejak tahun 1984. Pada mulanya dilakukan di Pulau Semak Daun. Tempat penangkaran penyu sisik di Pulau Pramuka ini sebenarnya ga terlalu luas. Tapi lumayanlah, yang penting kan penyu2 itu bisa berlindung……  ada dua bangunan induk di penangkaran ini. Bangunan pertama adalah tempat pembesaran penyu, sedang bangunan kedua adalah rumah pengelola penangkaran. Telur2 penyu biasanya diambil dari Pulau Peteloran Timur dan Barat yang letaknya berada di gugusan terluar Kepulauan Seribu. Telur2 itu diambil untuk ditetaskan di media pasir yang dipagari sehingga terhindar dari predator. Tempatnya dibuat sebagaimana habitat aslinya. Telur2 yang menetas kemudian dibesarkan di bak-bak penangkaran. Yang termuda berusia dua bulan-an sementara yang tertua berusia dua tahunan dengan ukuran lumayan besar. Penyu2 itu nantinya akan dilepaskan lagi ke laut lepas, biar ga punah.

pohon bakau

Abis liat penyu gue melanjutkan perjalanan dengan ngeliat-liat keadaan pulau. Tapi karena waktu terbatas, gue cuma bisa liat2 pulau pramuka dikit aja, diantaranya pohon2 bakau yang berada di pesisir pulau pramuka, abis itu gue dan temen2 nyari beberapa galeri untuk liat2 kerajinan penduduk yang ada. Salah satu galeri yang gue kunjungi menawarkan lukisan laut yang indah banged. Dia melukis apapun permintaan kita di kaos, dan dijual dengan harga sekitar Rp. 100.000an.

Abis ngelilingi pulau pramuka kita akhirnya sepakat untuk makan, ya iyalah, lapeerr…. Gue memilih nyari warung nasi padang… dan ternyata tuh warung penuh banged secara ada beberapa mahasiswa Univ. Pajajaran, Bandung sedang makan juga di sana…. bareng beberapa bule yang amat sangat kesulitan berbicara bahasa Indonesia… hehe…

Rasanya ga nyangka di pulau seperti itu ada warung nasi padang juga…. pasti yang jual orang…… Jawa, heuheu…

Selesai makan, kita akhirnya balik ke wisma yang kita sewa. Untuk tiga kamar, uang sewa yang harus kita keluarin  kurang lebih Rp. 500.000an. Tapi kalo kamu mau nginep di rumah penduduk atau guest house, kamu harus ngeluarin uang sekitar Rp. 250.000 sampe Rp. 400.000 semalam.

Konon kabarnya, semua wisma dan guest house2 itu sering diserbu wisatawan setiap liburan. Malam tahun baru kemarin, semua rumah penduduk juga laris manis diserbu dan disewa wisatawan yang berkunjung ke sana.

By the way… kamu jangan kaget yah kalo siang hari kamu ga nemuin listrik di sini karena listrik di Pulau Pramuka, ternyata hanya nyala mulai dari jam 5 sore sampe jam tujuh pagi. Jadi sesiangan listrik mati, jadi pintar2lah membagi waktu untuk nge-charger hape kamu… hehehe…

Siang menjelang sore  (Jam 12an lebih sampe jam 16.an)

Selesai istirahat bentar (banget) gue sama temen2 akhirnya setting alat snorkeling, yaitu berupa jaket pelampung dan sepatu katak (ini wajib dilakuin, mau sepatunya kegedean atau jaketnya kekecilan? Hehe).

Wisata air di Pulau Pramuka dan pulau2 lainnya di Kepulauan Seribu  cukup terkenal dan mendapat peminat yang cukup banyak, mungkin hal itu karena laut di sekitar Pulau Pramuka dan pulau2 sekitarnya masih bersih dan bebas polusi (tidak seperti perairan di sekitar Jakarta yang masih tercemari sampah), selain itu  lautnya juga emang  indah. Dan snorkeling jadi primadona di sini. Untuk menyewa alat snorkeling kamu harus merogoh kocek kamu kurang lebih Rp. 60. 000an untuk snorkeling selama 6 jam. Lokasi biasanya kamu yang menentukan, bisa di perairan Pulau Pramuka, atau perairan lainnya di sekitar Pulau Pramuka. Gue dan temen2 memilih Pulau Semak Daun untuk latihan Snorkeling, dan perairan pulau Sub Coral untuk melihat2 keindahan terumbu karang dan ikannya yang berwarna-warni.

Dermaga Pulau Semak Daun

Wisata air lainnya yang ditawarkan oleh pulau pramuka adalah scuba  diving, kamu bisa menyewa alat untuk scuba per set sebesar Rp.350.000 untuk dua kali diving. Buat yang hobi mancing, kamu bisa menyewa perahu nelayan untuk memenuhi hobi mancing kamu, Kamu harus ngeluarin uang Rp. 350.000 sampai Rp. 450.000 untuk sewa perahu sekali trip.

Sementara untuk nyewa perahu untuk beberapa kali trip (setengah harian), uang yang harus kamu keluarkan kurang lebih satu jutaan.

Menurut tukang perahu yang gue sewa (haduh, siapa yah namanya gue lupa!)…. Dia juga bisa nyediain penyewaan perahu yang berangkat dari dermaga di Jakarta dan disewa seharian sampai balik lagi ke Jakarta, dengan kapasitas penumpang sebanyak kurang lebih 15 orang dengan harga sewa sekitar 6 sampai 8 jutaan…. wah, lumayan juga ya harganya…..(jadi pebisnis perahu kayanya bisa kaya neh…. huuftt….)… Dia bersedia nganter kita kemana aja kalo kita dah sewa perahunya… kecuali tentu aja keluar dari perairan di Kepulauan Seribu.

O, ya, ingin menikmati sunset sambil mendayung sama pasangan kamu?!…. jiaah… romantis bener!!!… awasss…. jangan keasikan, ntar ombak dateng lagih.. hihihi… kamu bisa sewa kayak dengan harga sewa Rp. 50.000 untuk satu jam…. (bo, gue di sini ga terkesan sedang jualan pan?! … asli… ini cuma informasiin harga ajah… bicara soal harga… harga sewaktu2 bisa berubah loh kayak harga BBM)

Pulau Air

Pulau Air

Dan… perjalanan wisata pulau pun dimulai. Setelah mendapatkan alat snorkeling masing2 dan naro alat2 itu semua di perahu, gue dan temen2 akhirnya naik ke perahu yang udah kita sewa. Tujuan pertama adalah Pulau Air. Pulau ini terletak tidak begitu jauh dari Pulau Pramuka. Waktu yang kita perlukan untuk mencapai Pulau Air dari Pulau Pramuka adalah kurang lebih 10 menit. Pulau air sebenernya pulau Pribadi….. APAH?! SERIUS?! Bukannya seluruh kepulauan di Indonesia milik kita bersamaaaaaa?! huwah…. ngimpi kaliii…. So, siapapun yang ingin pergi ke pulau Air dan beberapa pulau lainnya yang (katanya) milik pribadi orang2 berduit (siapa aja tuh?!)… harus minta ijin dulu…

Pantai Pulau Air

Singkat cerita, kita dibolehin mampir di sana untuk liat2 pemandangan dan foto2. Dan, bo, asli…. Pemandangan di sana indah banged. Airnya ijo gila…. kamu mu bercermin di sana, bisa, saking beningnya… ikan juga keliatan dengan jelasnya dari atas…..

Pulau Air merupakan tiga gugusan pulau kecil. Dua pulau di sebelah Utara adalah pulau yang menghimpit Pulau Air. Himpitan kedua pulau membentuk ceruk/teluk kecil tempat kapal merapat. Kedua pulau yang menghimpit ini ditumbuhi cemara dan semak belukar. Pantai air yang berpasir dan landai, konon katanya pantai bikinan. Pantai ini menghadap ke arah matahari terbit. Di pulau ini juga terdapat tempat untuk mendaratkan helikopter mini dan lapangan golf mini….……fiuuuuuuhhh…..

Pulau Semak Daun

Pulau Semak Daun

Abis foto2 di Pulau Air dan menikmati keindahan panorama di sana, gue dan temen2 (yang kesemuanya berjumlah lima orang saja plus satu orang guide plus tukang perahu, jadi totalnya bertujuh), melanjutkan perjalanan ke Pulau Semak Daun.  Pulau Semak Daun termasuk di gugusan sebelah Utara Kepulauan Seribu. Untuk menempuh pulau ini diperlukan waktu kurang lebih setengah jam dari Pulau Pramuka. Dermaga di Pulau Semak Daun indah banged… gue suka banged pemandangan di sini. Pulau Semak Daun sering dijadiin tempat untuk latihan snorkeling secara pantainya termasuk dangkal.

Seperti Pulau Air, konon, katanya Pulau Semak Daun juga milik pribadi…. (bo, sepertinya semua orang punya pulau deh di dunia ini….. huh!!!), tapi tidak seprivat Pulau Air, Pulau Semak Daun masih boleh dikunjungi siapa saja dan GRATIS….. kamu2 juga diperbolehkan camping di pulau ini kalau kamu mau…. tapi pastinya kamu harus bawa peralatan masak  (plus bahan untuk dimasak tentunya) ke mariii secara di mariii ga ada yang jualan… yang ada cuma pohon, air, perahu, dan ikan. Tapii…. nangkap ikan ide bagus tuh…. modalnya kan tinggal garam, merica ama kecap….

Perairan Sub Coral

perairan pulau sub colar

Abis berbasah-basah ria di Pulau Semak Daun dan ngejar2 segerombolan ikan kecil yang ga bersalah (yang pastinya pada kebingungan kenapa mereka di kejar2), akhirnya kita melanjutkan perjalanan…. Perahu tiba2 dihentikan di tengah2 lautan. Guide gue, Pak Muji bilang kalo tempat itu tempat yang indah untuk ngeliat-liat terumbu karang. AH, YANG BENER PAK?!….

Ga percaya sama kata2 Pak Muji, akhirnya gue turun… OMG, ternyata bener, pemandangan di bawah laut sono indah bener….. ikan2 yang jumlahnya banyak banged nampak berseliweran kesana kemari dengan cueknya dan dengan penuh semangat (hehe… tau darimana penuh semangat?! ups.. ini hanya perkiraan)… warnanya variatif banged, ada biru menyala, ada juga ijo menyala…. dan mereka berenang melewati aneka bentuk terumbu karang yang jumlahnya  pastinya banyak … what amazing view….

Pulau Keramba Bandeng (Nusa Keramba)

Pulau Keramba

Puas bersnorkeling, akhirnya kita nyampe di pulau Keramba Bandeng (Nusa Keramba). Di pulau ini terdapat penangkaran ikan hiu dan teman2nya. Ikan2 di sini emang sengaja dipelihara untuk dijual. Konon bahkan sampe di ekspor segala. Kualitasnya, pastinya okeh. Pulau Keramba terkenal dengan bandengnya yang berduri lunak. Bandeng2 itu biasanya dipasok untuk supermarket2 terkenal di Jakarta.

Pulau Keramba terletak di antara Pulau Pramuka dan Pulau Panggang.

O, ya di sini ada resto apung yang cantik yang bernama Nusa Resto, yang nyediain masakan laut, yang harganya ehm… gimana ya bilangnya…. rada2 ga enak nih… yang dua kali lipat harga resto2 seafood di Jakarta!!! Tapi… hey… ini pan di tengah lautan…..

Dan ajibnya, bagi kamu yang males bawa uang cash, disini terima juga debit kartu…. huaah… ini so….. cool…..

Nyampe Nusa Resto, gue dan temen2 (yang pastinya udah basah2an) membersihkan diri dan ganti baju…. Fiuuh untung ada kamar mandi bersih di mariii…. Abis itu, karna gue lumayan puyeng sempet minum air laut yang asin…. (kok bisa?!)…. bisalah… blebep..blebep… kadang2 gue kelelep.. hehe.. so gue akhirnya pesen kelapa muda yang seger gilaaa….. Alhamdulillah tinggal minum, ga usah manjat pohon kelapa dulu untuk ngambil kelapanya…. (hehe, lebay)…

Selesai minum kelapa muda, gue akhirnya liat2 penangkaran ikan di sana…. baunya lumayan menyengatlah…. Abis itu…. Hunting sunset! ……… What a beautiful place with beautiful sunset!!!…… Alhamdulillah cuaca saat itu lagi cerah, jadi gue bisa mengabadikan suasana senja di sono dengan hasil yang lumayan okeh… coba kalo lagi ujan…. hm… ga cool…. Bicara soal ujan, saat kita dinner, petir dan kilat ternyata mulai menyambar2…. so karena takut kenapa2 kita akhirnya cepet2 mutusin balik ke Pulau Pramuka sebelum ujan turun.

O, ya di pulau Keramba ini kamu ga bisa nginep, karena di sini ga nyediain tempat penginapan…. Kecuali, tentu aja kalo kamu… nekat…. hehe..

Bagi yang muslim yang mau melakukan ibadah sholat, Nusa Resto juga nyediain Musholla, so kamu ga perlu khawatir.

O, ya bagi yang hobi mancing, di sini juga ternyata di sediain pemancingan untuk umum, isinya ikan dengan berat 3 kiloan dan 2 kiloan, sementara ikan yang bisa dipancing adalah ikan bandeng dan ikan baronang.

Harga per kilo ikan yang kita pancing, sekitar Rp. 50.000an (but again, harga sewaktu2 bisa berubah)

Jam 7an malem

Diiringi ujan rintik2, perahu kita akhirnya nyampe ke Pulau Pramuka. Huah, ternyata cukup seru naik perahu malem2…. Nyampe wisma, pastinya kita langsung mandi dan beristirahat. Dan tau ga, malemnya gue mimpi indah…. Jiaaaah….

Jam 5an – 6an pagi

pagi di Pulau Pramuka

Sebenernya gue kepengen mengabadikan sunrise, tapi gue terlambat bangun! Tapi gue masih sempat hunting foto lagi loh….

Gue langsung menuju ke tempat penangkaran penyu sisik, secara, matahari terbitnya dari sono…. dan ternyata…. lumayan, gue masih bisa mengabadikan matahari terbit, walo terbitnya dah lumayan tinggi…… hehe…

Jam 7an pagi

Gue dan temen2 akhirnya siap2 balik ke Jakarta. Dari Pulau Pramuka, tiap harinya ada dua kali perjalanan ke Jakarta dengan menggunakan perahu untuk penumpang umum (bukan sewaan) yaitu jam tujuh pagi dan jam satu siang. Tadinya gue ingin naik perahu yang jam satu siang ajah, tapi setelah dipikir2, cuaca di pagi hari lebih fresh …… so akhirnya kita mutusin pulang dengan kapal yang jam tujuh pagi.

Tau ga, kapal yang kita tumpangi ternyata bentuknya macam2. Kalo waktu pergi, gue bisa naik lewat pinggir, secara ada pijakannya di sana, pas pulang, gue harus naik dari depan…. Hadoooh pak Muji gimana sih, masa gue harus nginjek kaca… ntar pecah lagih… hihihi….. tapi seru… tetep aja smuanya seru….. so kamu ingin ngelakuin petualangan kecil seperti gue di kepulauan yang indah ini?!…. tunggu apa lagi, packing baju2 kamu sekarang dan…… berrangkattttt!!!!!

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Februari 13, 2010 inci Travelling

 

Wisata Jakarta

Horay akhirnya gue ngebicarain Jakarta juga… sst…. sebenernya gue males ngomongin Jakarta, secara gue tinggal di sini en bosen dengan situasinya… heuheuheu….. satu kata yang menggambarkan Jakarta bagi gue adalah : MACET..

Well, baiklah, Jakarta ga selalu macet juga… ada jam2 tertentu di Jakarta yang ga macet… kayak jam tiga subuh… tapi siapa juga yang mu jalan2 jam tiga subuh secara mal dan tempat rekreasinya juga pada tutup… enaknya pan tidur… hihihi…

Nah, selain macet, yang bikin gue ilfil dari kota Jakarta adalah banjir…. well, baiklah, ga semua wilayah di Jakarta kena banjir juga… hanya daerah2 tertentu di jakarta yang rawan banjir, tapi tetep aja kalo ujan gede dikit macetnya gila2an…secara banyak genangan air dimana-mana…

tapi lupakan macet dan banjir… diluar  itu Jakarta tetap menjadi kota tujuan wisata yang asik untuk dikunjungi kok, nanti kita liat tempat2 wisata apa ajah yang asik untuk didatengi.. tapi sebelum itu, bagi kamu yang berniat keliling kota Jakara naek transJakarta, yuk mariii kita liat rutenya…. (note: trans Jakarta adalah kendaraan yang dipake warga jakarta dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari, kamu ga usah keluar duit banyak untuk naik transJakarta ini, cukup ngeluarin  Rp. 3500 aja en kamu bisa keliling Jakarta tanpa harus ngeluarin ongkos lagi, kamu tinggal turun di halte transit untuk pindah bus, pada jam2 tertentu transJakarta penuh banged, tapi di jam2 tertentu pula terkadang tidak terlalu penuh, jam beroperasinya adalah mulai jam 5 pagi sampe jam 10 malem)

Berikut ini adalah halte transit perpindahan penumpang dari koridor yang satu ke koridor lainnya  :

1. Halte Harmoni Central Busway : Koridor 1, 2 dan 3.
2. Halte Dukuh Atas 1 dan 2 : Koridor 1 dan 4.
3. Halte Halimun : Koridor 4 dan 6.
4. Halte Matraman 1 dan 2 : Koridor 4 dan 5.
5. Halte Senen dan Senen Sentral : Koridor 2 dan 5.
6. Halte Kampung Melayu : Koridor 5 dan 7.

Koridor busway dan halte-halte transjakarta DKI Jakarta :

1. Koridor I (1) : BlokM – Kota

– Halte Terminal Blok M
– Halte Masjid Agung
– Halte Bundaran Senayan
– Halte Gelora Bung Karno
– Halte Polda Metro Jaya
– Halte Bendungan Hilir / Benhil
– Halte Karet (Baru)
– Halte Setiabudi
– Halte Dukuh Atas 1
– Halte Tosari
– Halte Bundaran HI
– Halte Sarinah
– Halte Bank Indonesia
– Halte Monas / Monumen Nasional
– Halte Harmoni Central Busway (HCB)
– Halte Sawah Besar
– Halte Mangga Besar
– Halte Olimo
– Halte Glodok
– Halte Stasiun Kota

2. Koridor II (2) : Pulogadung – Harmoni (Bolak-Balik / Pulang-Pergi)

– Halte Pulo Gadung
– Halte Bermis
– Halte Pulomas
– Halte Asmi
– Halte Pedongkelan
– Halte Cempaka Timur
– Halte RS. Islam
– Halte Cempaka Tengah
– Halte Pasar Cempaka Putih
– Halte Rawa Selatan
– Halte Galur
– Halte Senen
– Halte Atrium Senen
– Halte RSPAD
– Halte Deplu
– Halte Gambir 1
– Halte Istiqlal
– Halte Juanda
– Halte Pecenongan
– Halte Harmoni Central Busway (HCB)
– Halte Balaikota
– Halte Gambir 2
– Halte Kwitang
– Halte Senen
– Halte Galur
– Halte Rawa Selatan
– Halte Pasar Cempaka Putih
– Halte Cempaka Tengah
– Halte RS Islam
– Halte Cempaka Timur
– Halte Pedongkelan
– Halte ASMI
– Halte Pulo Mas
– Halte Bermis
– Halte Terminal Pulogadung

3. Koridor III (3) : Kalideres – Harmoni

– Halte Harmoni Central Busway (HCB)
– Halte Roxy (Belum Beroperasi)
– Halte Kyai Tapa (Belum Beroperasi)
– Halte Jelambar
– Halte Indosiar
– Halte Taman Kota
– Halte Jembatan Gantung
– Halte Dispenda / Dipenda
– Halte Jembatan Baru
– Halte Rawa Buaya
– Halte Sumur Bor
– Halte Pesakih
– Halte Kalideres

4. Koridor IV (4) : Pulogadung – Dukuh Atas 2

– Halte Pulogadung
– Halte Pasar Pulogadung
– Halte TU Gas
– Halte Layur
– Halte Velodrome
– Halte Sunan Giri
– Halte UNJ
– Halte Pramuka LIA
– Halte Utan Kayu
– Halte Pasar Genjing
– Halte Matraman 2
– Halte Manggarai
– Halte Pasar Rumput
– Halte Halimun
– Halte Dukuh Atas 2

5. Koridor V (5) : Kp. Melayu / Kampung Melayu – Ancol

– Halte Ancol
– Halte Pademangan
– Halte Jembatan Merah
– Halte Pasar Baru Tmur
– Halte Budi Utomo
– Halte Senen Sentral
– Halte Pal Putih
– Halte Kramat Sentiong
– Halte Salemba
– Halte Matraman 1
– Halte Tegalan
– Halte Slamet Riyadi
– Halte Kebon Pala
– Halte Pasar Jatinegara (Berangkat tidak lewat – langsung dari Kebon Pala ke Kp. Melayu)
– Halte Terminal Kampung Melayu

6. Koridor VI (6) : Ragunan – Kuningan

– Halte Ragunan
– Halte Departemen Pertanian / Deptan
– Halte SMK 57
– Halte Jati Padang
– Halte Pejaten
– Halte Buncit Indah
– Halte Waring Jati
– Halte Imigrasi
– Halte Duren Tiga
– Halte Mampang Prapatan
– Halte Kuningan Timur
– Halte Patra Kuningan
– Halte Depkes / Departmen Kesehatan
– Halte GOR Sumantri
– Halte Karet Kuningan
– Halte Kuningan Madya
– Halte Setiabudi Aini
– Halte Latu Harhari
– Halte Halimun

7. Koridor VII (7) : Kampung Rambutan – Kampung Melayu

– Halte Kampung Rambutan
– Halte Tanah Merdeka (Pulang tidak lewat, langsung dari fly over ke Kp. Rambutan)
– Halte Fly Over Raya Bogor
– Halte RS Harapan Bunda
– Halte Pasar Induk
– Halte Pasar Kramat Jati
– Halte PGC
– Halte BKN
– Halte Cawang UKI
– Halte BNN
– Halte Cawang Otista
– Halte Gelanggang Remaja
– Halte Bidara Cina
– Halte Kampung Melayu

8. Koridor VIII (8) : Lebak Bulus – Harmoni

– Halte Lebak Bulus
– Halte Pasar Jumat
– Halte Metro Pondok Indah Selatan
– Halte Metro Pondok Indah Utara
– Halte Tanah Kusir II
– Halte Kebayoran Lama Selatan
– Halte Kebayoran Lama
– Halte Simprug
– Halte Permata Hijau
– Halte RS Medika
– Halte Sukabumi Utara
– Halte Sasak II
– Halte Kebon Jeruk
– Halte Kedoya
– Halte Kedoya Utara
– Halte Kedoya Raya
– Halte Indosiar
– Halte Jelambar
– Halte Grogol
– Halte Mal Taman Tanggrek (Mall TA)
– Halte Mandala
– Halte Caringin
– Halte Petojo
– Halte Harmoni Central Busway (HCB)

9. Koridor IX (9) : Pinang Ranti – Pluit******

– Halte Pinang Ranti
– Halte TMII
– Halte Hek
– Halte Pasar Kramat Jati
– Halte Pusat Grosir Cililitan (PGC)
– Halte Badan Kepegawaian Negara (BKN)
– Halte Universitas Kristen Indonesia (UKI)
– Halte Cikoko
– Halte Stasiun Cawang
– Halte Tebet
– Halte Pancoran
– Halte Pancoran Baru
– Halte Mampang
– Halte Kuningan
– Halte Kuningan Timur
– Halte Senayan Timur
– Halte Semanggi Polda
– Halte Senayan Barat
– Halte Petamburan
– Halte Slipi
– Halte Kotabambu
– Halte Tomang
– Halte Grogol
– Halte Stasiun Grogol
– Halte Jembatan Besi
– Halte Angke
– Halte Jembatan Tiga
– Halte Penjaringan
– Halte Pluit (Mega Mal Pluit)

10. Koridor X (10) : Cililitan – Tanjung Priok******

– Halte Pusat Grosir Cililitan (PGC)
– Halte Badan Kepegawaian Negara (BKN)
– Halte Universitas Kristen Indonesia (UKI)
– Halte Cawang
– Halte Kalimalang
– Halte Otista
– Halte Pedati
– Halte Jatinegara
– Halte Pisangan Baru
– Halte Rawamangun
– Halte Pemuda
– Halte Rawasari
– Halte Pulomas
– Halte Pulomas Utara
– Halte Suprapto
– Halte Kodamar
– Halte Sunter
– Halte Plumpang
– Halte Kantor Walikota Jakarta Utara
– Halte Koja
– Halte Enggano
– Halte Tanjung Priok

note : yang pake tanda bintang, artinya belum beroperasional, artinya…. capek deh… secara rumah gue di slipi… (koridor IX/pinang ranti – pluit)… dan sampe sekarang tuh bus kaga lewat2 di daerah rumah gue… kumaha atuh pak Fauzi bowo….

tapi ya sudahlah… kenapa juga gue ngomongin bus melulu, mending jalan2 ke museum aja yuk… walau pergi ke museum banyak ngeboringinnya daripada engganya, tapi bisa nambah ilmu pengetahuan kamu loh… pan lumayan…

~ Wilayah Jakarta Barat :

* museum seni rupa dan keramik

Gedung Museum Seni Rupa dan Keramik ini dibangun tahun 1870. Awalnya dipakai sebagai lembaga peradilan Belanda atau Read Van Justitie, kemudian pada masa pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan Indonesia gedung ini digunakan sebagai asrama militer. Selanjutnya pada tahun 1967 digunakan sebagai kantor Walikota Jakarta Barat. Pada tahun 1986 digunakan sebagai kantor Dinas Museum dan Sejarah DKI Jakarta hingga tahun 1975. Pada tanggal 20 Agustus 1976 diresmikan sebagai gedung Balai Seni Rupa dan kini berganti nama menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik. Museum ini memiliki 400-an karya Seni Rupa terdiri dari berbagai bahan dan teknik yang berbeda seperti patung, grafis, totem kayu, sketsa, dan batik lukis.

Diantara koleksi-koleksi tersebut ada beberapa koleksi unggulan dan amat penting bagi sejarah kesenian di Indonesia, antara lain lukisan yang berjudul “Pengantin Cianjur” karya Hendra Gunawan, lukisan “Bupati Cianjur” karya Raden Saleh, lukisan “Ibu Menyusui” karya Dullah, lukisan “Laskar Tritura” Karya S. Sudjojono dan lukisan “Potret diri” karya Affandi.

Patung yang berciri klasik tradisional dari Bali, totem kayu yang magis dan simbolis karya Tjokot dan keluarga besarnya, Totem dan patung kayu karya para seniman modern, antara lain G. Sidharta, Oesman Effendi. Disusul karya-karya ciptaan seniman lulusan akademis, misalnya Popo Iskandar, Achmad Sadali, Srihadi S, Fajkar Sidik, Kusnadi, Rusli, Nashar, Zaini, Amang Rahman, Suprapto, Irsan, Mulyadi W, Abas Alibasyah, Amri Yahya, AS Budiman, Barli, Sudjana Kerton dan banyak seniman lain dari berbagai daerah.

Koleksi keramik di museum ini jumlahnya cukup banyak, terdiri dari keramik lokal dan keramik asing. Keramik lokal berasal dari daerah Aceh, Medan, Palembang, Lampung, Jakarta, Bandung. Purwakarta, Yogyakarta, Malang, Bali, Lombok dan lain-lain. Museum ini juga memiliki keramik dari Majapahit abad ke-14, yang menunjukkan ciri dan keistimewaan yang indah dan bernilai sejarah yang mempunyai keragaman bentuk serta fungsi.

Keramik Asing meliputi berbagai bentuk, ciri, karakteristik, fungsi dan gaya berasal antara lain dari Cina, Vietnam, Thailand, Belanda, Jerman, Timur Tengah. Terbanyak dari Cina terutama pada masa Dinasti Ming dan Ching. Museum ini buka setiap hari dari pukul 09.00 – 15.00 WIB Selasa – Minggu. Museum ini tutup hari Senin / Hari Besar. Dan beralamat di Jl. Pos Kota No. 2 Jakarta Barat.

* Musium Sejarah Jakarta / Museum Fatahilah
Musium ini dulunya adalah Balaikota Batavia, pada tahun 1707-1710 . Balaikota ini terdapat kantor, pengadilan dan Penjara. Musium ini memilik luas 13.000 Meter Persegi dan memiliki pekarangan dan taman yang indah.

Museum Fatahilah menyediakan informasi tentang perjalanan sejarah kota Jakarta. Jadi bagus bangets buat pelajaran sejarah, hehe…

Adapun perjalanan sejarah kota Jakarta dimulai dari jaman pra sejarah (waduh… dah lama bangets yak!) sampe dengan sekarang.

Untuk lengkapnya, kita liat sejarahnya berikut ini:

Pada tahun 1937, Yayasan Oud Batavia membeli gudang perusahaan Geo Wenny & co yang terletak di Jl. Pintu Besar Utara No. 27 (Gedung museum wayang sekarang). Yayasan Oud membeli gedung itu untuk dijadiin museum sejarah Batavia. Museum ini dibuka untuk umum pada 1939 dengan nama Museum Jakarta Lama dan berada dalam naungan Lembaga Kebudayaan Indonesia.

Pada 1969, museum ini kemudian diserahin ke pemerintah DKI Jakarta dan pada 30 Maret 1979 oleh Ali Sadikin (Gubernur DKI Jakarta pada waktu itu) diresmiin dengan nama Museum Sejarah Jakarta.

Koleksi di Museum ini mencapai 23.500 koleksi terdiri dari berbagai jenis benda seperti kristal, gerabah, keramik, porselin, kain, kulit, kertas dll.

Museum ini juga dilengkapi oleh lemari arsip, lukisan, peralatan masyarakat pada jaman pra sejarah, dll. Umur koleksi ada yang mencapai 1500 tahun yang lalu seperti kapak batu, beliung persegi dan kendi gerabah.

Di bagian taman dalam museum dapat dilihat bekas penjara bawah tanah, patung Dewa Hermes dan Meriam Si Jagur.

Patung Dewa Hermes

Dalam mitologi Yunani, Dewa Hermes adalah Dewa Keberuntungan. Pelindung kaum pedagang dan dewa pengirim berita. Patung Hermes di museum Fatahilah merupakan pemberian keluarga Ernst Stolz sebagai tanda terimakasih kepada pemerintah Batavia atas kesempatan yang diperolehnya untuk berdagang di Hindia Belanda.

Meriam Si Jagur

Meriam ini dibuat di Macao dan dibawa ke Malaka oleh armada Portugis yang saat itu menguasai Malaka.

Pada 1641 armada Belanda membawa si Jagur ke Batavia. Si Jagur memiliki berat 3,5 ton dan panjang badan 3,84 meter dengan diameter laras 25 cm. Pada badan meriam terdapat tulisan “ex me ipsa renata sum” yang berarti “dari diriku sendiri aku dilahirkan lagi”.  Ada yang berkeyakinan meriam Si Jagur sebagai lambang kesuburan dan hal ini kemungkinan disebabkan karena tulisan dan bentuk jari tangan yang ada pada badan meriam.

Museum Fatahilah buka dari hari Selasa sampe Minggu jam 9 pagi sampe jam 5 sore. Hari Senin dan Hari besar tutup. Museum ini beralamat di Jl. Taman Fatahilah No. 1 Jakarta Barat.

* Museum Wayang

Museum wayang diresmikan pada 13 Agustus 1975 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin. Gedung ini  berdiri di atas lahan bekas gereja Belanda yang sudah runtuh akibat gempa.

Karena namanya museum wayang, pastinya semua yang berkenaan dengan ‘perwayangan’ ada di marii. Ada wayang Cina, wayang Kulit, wayang Golek, dll. Bahkan boneka si Unyil juga ada….

Di tengah gedung di lantai dasar terdapat taman yang disebut Taman Museum Wayang. Di sana terdapat beberapa prasasti peninggalan Belanda seperti JAN PIETERSZOON COEN tahun 1634, juga terdapat ruang punakawan yang biasa digunakan untuk seminar, sarasehan, pergelaran, dll.

Secara berkala, museum wayang menampilkan pertunjukkan pada pukul 10.00 – 14.00 (setiap hari minggu ke dua dengan pergelaran wayang golek dan minggu terakhir dengan pergelaran wayang kulit). But for make sure, you can call at 021-692 95 60 or 021 – 692 72 89.

Museum wayang terletak di Jl. Pintu Besar Utarama Jakarta. Jam operasionalnya adalah:

Selasa – Minggu : 09.00 – 15.00

Senin dan hari besar tutup.

* Museum Bank Indonesia

Wilayah Jakarta Pusat

– Museum Nasional Republik Indonesia

Museum nasional dikenal juga dengan nama Museum Gajah secara ada patung gajah di depannya. Nih museum sangat komplit menampung semua budaya Indonesia dari jaman baheula. Jadi ga perlu heran kalo sekarang dijadikan sebagai studi warisan budaya Indonesia dan pusat informasi edukatif cultural sekaligus sarana rekreatif.

Gue udah beberapa kali ke sana, dari acara jalan2 sama keluarga (waktu SD), trus wisata edukatif dari sekolah (junior & senior high) sampe ngajak maen ponakan2 gue untuk tau tentang budaya Indonesia…. Jadi gue dah sohiban sama patung gajahnya,… (hehe, kidding)

Museum nasional berada di kawasan Monumen Nasional (iya, monas yang eksis itu), cukup mudah dijangkau dari berbagai arah.

Gedung museum nasional adalah salah satu gedung peninggalan colonial Belanda. Pembangunan  gedung ini dikerjakan pada 1862 oleh Pemerintah Hindia Belanda dibawah pemerintahan Gubernur Jenderal Reiner De Klerk sebagai kelanjutan terbentuknya perhimpunan Bataviaacch Gehootssschap van kinsten en wetens chappen yang bertujuan menelaah riset2 ilmiah di Hindia Belanda. Museum  ini diresmikan pada 1868, tapi secara institusi tahun lahirnya adalah 1778.

Bicara soal patung gajah, yang berada di depan museum dan menjadi cirri khas museum nasional, patung tersebut ternyata adalah cinderamata dari Raja Chulalongkorn dari Thailand yang diberikan pada Hindia Belanda pada tahun 1871.

Koleksi yang berada di museum nasional mencapai  140.000 (riset tahun 2006), itu berarti tahun sekarang koleksinya udah bertambah lagi.

Museum nasional banyak mengoleksi benda2 kuno dari seluruh nusantara, seperti arca2 kuno, prasasti, barang2 kerajinan yang terbuat dari perunggu, keramik, tekstil, bahkan dari emas juga ada (biasanya berupa warisan budaya dari kerajaan2 yang berjaya di nusantara dulu).

Koleksi etnografi juga sangat lengkap di sini (note: etnografi berasal dari bahasa Yunani Kuno, etnos dan graphy. Etnos berarti bangsa dan grafi berarti diskripsi atau pelukisan).

Dari Cina, koleksi porselin dari dinasti Ming dan dinasti2 lainnya bisa kita temui di sini, belum lagi koleksi keramik dari Thailand, dan negara2 di seluruh dunia lainnya.

Museum Gajah terletak di sebelah  Barat Lapangan Merdeka, tepatnya di jalan Merdeka Barat No. 12 Jakarta Pusat.

Jam kunjungan museum adalah dari hari Senin sampai Kamis jam 08.30 sampai 02.30, hari Jum’at  jam 08.30 – 01.30 sementara hari Minggu tutup.

– Museum Tekstil

– Museum Kebangkitan Nasional

– Museum Joang 45

– Museum Taman Prasasti

Wilayah Jakarta Utara

Museum Bahari

~~

Stasiun  Bersejarah Di Jakarta

Stasiun Jakarta Kota
Stasiun Jakarta Kota disebut juga dengan stasiun beos, dibangun pada tahun 1870 dan direnovasi pada tahun 1926, dan dibuka lagi pada tahun 1929. Stasiun ini akhirnya dijadikan cagar budaya melalui SK Gubernur DKI JAKARTA pada tahun 1993.

Stasiun Tanjung Priok
Stasiun ini terletak di Tanjung Priok dibangun pada tahun 1914, Stasiun ini dikatakan sebagai stasiun “Pemborosan” karena stasiun ini stasiun tebesar kedua setelah Stasiun Jakarta Kota, selain itu Stasiun ini tidak dilewati oleh kereta api barang, yang langsung masuk ke dermaga pelabuhan, dan hanya digunakan untuk penumpang dan digunakan untuk KRL yang digunakan pada tahun 1925. Sekarang Stasiun Tanjung Priok sedang berbenah diri menjadi agar lebih menarik, seiring ditutupnya stasiun ini pada tahun 2000 karena berkurangnya pendapatan di stasiun ini.

~ Tempat Rekreasi ~

1. Monumen Nasional (Monas)

Monas atau Monumen Nasional merupakan icon kota Jakarta. Terletak di pusat kota Jakarta, menjadi tempat wisata dan pusat pendidikan yang menarik bagi warga Jakarta dan sekitarnya. Monas didirikan pada tahun 1959 dan diresmikan dua tahun kemudian pada tahun 1961. Monas selalu ramai dikunjungi wisatawan untuk melihat keindahan kota Jakarta dari puncak Monas, menambah wawasan sejarah Indonesia di ruang diorama ataupun menikmati segarnya hutan kota seluas kira-kira 80 hektar di tengah kota Jakarta.

Monas mulai dibangun pada bulan Agustus 1959. Keseluruhan bangunan Monas dirancang oleh para arsitek Indonesia yaitu Soedarsono, Frederich Silaban dan Ir. Rooseno. Pada tanggal 17 Agustus 1961, Monas diresmikan oleh Presiden Soekarno. Dan mulai dibuka untuk umum sejak tanggal 12 Juli 1975.

Sedangkan wilayah taman hutan kota di sekitar Monas dahulu dikenal dengan nama Lapangan Gambir. Kemudian sempat berubah nama beberapa kali menjadi Lapangan Ikada, Lapangan Merdeka, Lapangan Monas dan kemudian menjadi Taman Monas.

Monas dibangun setinggi 132 meter dan berbentuk lingga yoni. Seluruh bangunan ini dilapisi oleh marmer.

Ukuran Monas

Lidah Api

Di bagian puncak terdapat cawan yang di atasnya terdapat lidah api dari perunggu yang tingginya 17 meter dan diameter 6 meter dengan berat 14,5 ton. Lidah api ini dilapisi emas seberat 45 kg. Lidah api Monas terdiri atas 77 bagian yang disatukan.

  • Pelataran Puncak

    Pelataran puncak luasnya 11×11 m. Untuk mencapai pelataran puncak, pengunjung bisa menggunakan lift dengan lama perjalanan sekitar 3 menit. Di sekeliling lift terdapat tangga darurat. Dari pelataran puncak Monas, pengunjung bisa melihat gedung-gedung pencakar langit di kota Jakarta.

  • Pelataran Bawah

    Pelataran bawah luasnya 45×45 m. Tinggi dari dasar Monas ke pelataran bawah yaitu 17 meter. Di bagian ini pengunjung dapat melihat Taman Monas yang merupakan hutan kota yang indah.

  • Museum Sejarah Perjuangan Nasional

    Di bagian bawah Monas terdapat sebuah ruangan yang luas yaitu Museum Nasional. Tingginya yaitu 8 meter. Museum ini menampilkan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Luas dari museum ini adalah 80×80 m. Pada keempat sisi museum terdapat 12 diorama (jendela peragaan) yang menampilkan sejarah Indonesia dari jaman kerajaan-kerajaan nenek moyang Bangsa Indonesia hingga G30S PKI.

2. Kebun Binatang Ragunan

Taman margasatwa Ragunan didirikan pada tahun 1864 di Cikini dan dipindahkan ke Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada tahun 1966. Letaknya kurang lebih 20 km dari pusat kota Jakarta…(tu..tunggu dulu, pusat kota Jakarta pan monas yak?)… oke, berarti 20 km dari monas. Taman Margasatwa ini dihuni oleh lebih dari 260 jenis satwa, termasuk satwa yang langka dan terancam punah dari Indonesia maupun dari seluruh dunia. Jumlahnya kurang lebih mencapai 3122 ekor satwa termasuk burung2… (yang ngitungin rajin banget yah? hihihi)… sarana di sana termasuk komplit termasuk sarana bermain anak2 dan pastinya resto dan cafe… so kalo kamu punya waktu luang en lagi suntuk en ga tau mu ngapain… main aja ke mariii… ok?

untuk sementara itu dulu tempat rekreasi yang gue kasih tau, next gue sambung lagih yah…. met weekend smuanya!!!


 
1 Komentar

Ditulis oleh pada Desember 12, 2009 inci Travelling